Rabu, 17 Juli 2024 11:28:15 WIB

Simon mengatakan bahwa ia terkesan dengan ketangguhan rakyat Tiongkok dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sejak diperkenalkannya reformasi dan kebijakan keterbukaan pada tahun 1978
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Denis Simon, mantan Wakil Rektor Eksekutif Duke Kunshan University di Tiongkok (CMG)

Washington D.C., Radio Bharata Online - Bangkitnya ekonomi digital Tiongkok akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut dan menyediakan lebih banyak peluang bagi tenaga kerja negara tersebut untuk beralih dari pekerjaan kasar bergaji rendah ke peran yang lebih berharga, menurut seorang akademisi AS.

Dalam wawancara eksklusif dengan China Global Television Network (CGTN), Denis Simon, mantan Wakil Rektor Eksekutif Duke Kunshan University di Tiongkok, sebuah universitas patungan yang didirikan oleh Duke University di North Carolina dan Universitas Wuhan di Tiongkok, mengatakan bahwa "kekuatan otak" akan menjadi ciri khas ekonomi baru Tiongkok.

"Menurut saya, yang akan kita lihat, dalam konteks masa depan Tiongkok, adalah dimulainya ekonomi digital. Saya rasa segala sesuatunya akan menjadi lebih efisien. Kita akan melihat Tiongkok yang lebih cerdas, dan itu berlaku bagi konsumen sehari-hari serta cara pemerintah membuat keputusan. Dengan kata lain, kita akan melihat lebih banyak e-government. Dan kita juga akan melihat masyarakat yang pusat gravitasinya beralih dari tenaga kerja, yang pada dasarnya tenaga kerja murah, menjadi tenaga kerja yang cerdas. Dan Tiongkok akan digerakkan oleh kumpulan bakat yang sangat signifikan, yang akan menjadi bagian penting dari ekonomi inovasi baru ini," jelas Simon.

Simon mengatakan bahwa ia terkesan dengan ketangguhan rakyat Tiongkok dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sejak diperkenalkannya reformasi dan kebijakan keterbukaan pada tahun 1978.

"Saya akan mengatakan satu kata -- ketangguhan, ketangguhan rakyat Tiongkok. Dan Anda tahu, dalam banyak kesempatan sejak tahun 1978 ketika reformasi dan kebijakan keterbukaan pertama kali diperkenalkan hingga saat ini, banyak pengamat Barat memperkirakan Tiongkok akan mengalami beberapa yang disebut pendaratan keras. Pendaratan keras ini terjadi setelah beberapa kesulitan ekonomi dan pertanyaan tentang apakah mereka dapat melakukan transisi ke tahap berikutnya dalam pembangunan ekonomi mereka. Dan saya senang mengatakan bahwa setiap kali, banyak pengamat Barat itu salah. Tiongkok mampu menemukan cara untuk melakukan pendaratan yang jauh lebih lunak dan mampu bergerak maju dalam hal pertumbuhan ekonominya," paparnya.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 yang dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner
Giorgia Meloni International

Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

banner