Kamis, 27 Februari 2025 14:3:33 WIB

34 Spesies Baru Ditemukan Di Taman Nasional Wuyishan
Tiongkok

Endro

banner

Foto udara drone yang diambil pada 30 Januari 2024 menunjukkan pemandangan di Taman Nasional Wuyishan, provinsi Fujian di Tiongkok Timur. [Foto/Xinhua]

BEIJING, Radio Bharata Online - Survei biologi selama tiga tahun di Taman Nasional Wuyishan, yakni situs warisan alam dan budaya UNESCO di Tiongkok tenggara, telah menghasilkan penemuan 34 spesies baru, termasuk tumbuhan, serangga, dan jamur. Taman yang terletak di wilayah subtropis yang mencakup provinsi Fujian dan Jiangxi tersebut, memang menyediakan beragam lingkungan yang cocok untuk satwa liar dan tumbuhan.

Survei dasar, yang diluncurkan pada April 2021, mencakup lebih dari 100.000 hektar bagian Fujian taman tersebut. Selain 34 spesies baru, 10 spesies baru juga telah tercatat. 

Lebih dari 100 pakar dan cendekiawan dari lebih dari 20 universitas dan lembaga penelitian berpartisipasi. 

Cai Bin, seorang insinyur dari pusat penelitian dan pemantauan ilmiah taman tersebut mengatakan, survei difokuskan pada berbagai ekosistem dan kelompok biologis, termasuk tumbuhan tingkat tinggi, vertebrata darat, amfibi, organisme akuatik, serangga, hingga mikroorganisme.

Salah satu penemuan utama adalah katak hutan Wuyi, yang ditemukan oleh Wu Yanqing, seorang wakil peneliti dari College of Life and Environmental Science di Universitas Wenzhou di provinsi Zhejiang.  Penemuan Wu dikonfirmasi melalui identifikasi molekuler DNA di laboratorium. Wu menjelaskan, karena ketinggian dan isolasi geografis, reptil amfibi ber-evolusi lebih cepat selama proses diferensiasi spesies. 

Diantara 34 spesies baru, 14 di antaranya adalah jenis lalat. Li Meilin, kandidat doktor dari College of Plant Protection di China Agricultural University di Beijing, menemukan sembilan spesies baru Empididae, yang juga dikenal sebagai lalat tari. Lalat tari dinamai berdasarkan pola terbangnya yang ringan dan lincah, yang menyerupai tarian.  Menurut Li, lalat ini tidak berbahaya bagi manusia dan tidak menyebarkan penyakit.  Li, yang juga seorang mahasiswa doktoral menyebutkan, lalat tari memakan hama dan menyerbuki bunga, dan membutuhkan kondisi lingkungan tertentu untuk bertahan hidup dan berkembang biak, termasuk tanah yang memadai, tutupan tanaman, air, dan keanekaragaman hayati. (chinadaily)

Komentar

Berita Lainnya