Jumat, 7 Maret 2025 14:30:45 WIB
Menlu Tiongkok: AS Seharusnya Tak Balas Kebaikan dengan Kejahatan atau bahkan Kenakan Tarif Sewenang-Wenang
International
Eko Satrio Wibowo

Wang Yi, Menteri Luar Negeri Tiongkok (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Amerika Serikat seharusnya tidak membalas kebaikan dengan kejahatan atau bahkan mengenakan tarif sewenang-wenang, kata Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, pada hari Jum'at (7/3) ketika mengomentari langkah AS untuk mengenakan tarif tambahan pada barang-barang Tiongkok dengan menggunakan masalah fentanil sebagai dalih.
Wang menanggapi pertanyaan media pada konferensi pers di sela-sela sesi ketiga Kongres Rakyat Nasional (KRN) ke-14 di Beijing mengenai masa depan hubungan Tiongkok-AS di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan di bawah masa jabatan kedua Presiden AS, Donald Trump.
Segera setelah kembali ke Gedung Putih, Trump mengenakan tarif pada barang-barang Tiongkok, dengan alasan kekhawatiran terkait fentanil, sementara pada saat yang sama menyatakan keinginan untuk "memiliki hubungan yang baik dengan Tiongkok".
"Saling menghormati adalah norma dasar yang mengatur hubungan antarnegara. Ini juga merupakan prasyarat penting bagi hubungan Tiongkok-AS. Tidak ada negara yang boleh berkhayal bahwa mereka dapat menekan dan membendung Tiongkok sambil tetap menjaga hubungan baik dengan Tiongkok pada saat yang sama. Tindakan bermuka dua seperti itu tidak baik bagi stabilitas hubungan bilateral atau untuk membangun rasa saling percaya," kata Wang.
Mengenai masalah fentanil, Wang menegaskan kembali komitmen Tiongkok untuk menindak tegas perdagangan dan produksi narkoba, dengan mencatat bahwa penyalahgunaan opioid sintetis di AS merupakan masalah domestik yang harus ditangani oleh AS sendiri.
"Harus diperjelas sejak awal bahwa Tiongkok selalu mengambil langkah tegas terhadap perdagangan dan produksi narkoba, dan Tiongkok telah menerapkan kebijakan antinarkotika terberat dan terlengkap di dunia saat ini. Sejak awal tahun 2019, atas permintaan pihak AS, Tiongkok menjadwalkan semua zat terkait fentanil, negara pertama di dunia yang melakukannya. Namun, penyalahgunaan fentanil di Amerika Serikat merupakan masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh AS sendiri," ujarnya.
"Atas dasar kemanusiaan, Tiongkok telah membantu AS dengan berbagai cara. AS tidak boleh membalas kebaikan dengan kejahatan atau bahkan mengenakan tarif sewenang-wenang. Tidak ada negara besar yang bertanggung jawab yang boleh melakukan itu," katanya.
AS di bawah pemerintahan Trump sebelumnya juga mengenakan tarif besar-besaran pada barang-barang Tiongkok, beberapa di antaranya tetap berlaku di bawah Presiden Joe Biden. Wang mendesak AS untuk merenungkan hasil tarif dan kebijakan perdagangan tersebut saat melangkah maju.
"Seperti kata pepatah Tiongkok, 'jika tindakan seseorang gagal, carilah alasannya dalam diri sendiri'. Amerika Serikat harus meninjau kembali apa yang sebenarnya telah terjadi: Apa yang telah dicapainya dari perang tarif dan perdagangan selama bertahun-tahun ini? Apakah defisit perdagangannya melebar atau menyempit? Apakah manufakturnya menjadi lebih kompetitif atau kurang kompetitif? Apakah inflasi AS naik atau turun? Apakah kehidupan rakyatnya menjadi lebih baik atau lebih buruk?" katanya.
"Hubungan bisnis Tiongkok-AS didasarkan pada interaksi dua arah dan timbal balik. Kerja sama akan menghasilkan keuntungan bersama dan hasil yang saling menguntungkan. Dan Tiongkok pasti akan mengambil tindakan balasan yang tegas dalam menanggapi tekanan yang sewenang-wenang," Wang memperingatkan.
Menurut Wang, Tiongkok dan AS memiliki kepentingan bersama yang luas dan potensi kerja sama, yang dapat mengarah pada keberhasilan bersama dan kemakmuran bersama.
"Sebagai negara berkembang dan maju terbesar di dunia, Tiongkok dan Amerika Serikat akan tinggal di planet ini untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, mereka harus mencari hidup berdampingan secara damai. Seperti yang disampaikan Presiden Xi Jinping dalam panggilan teleponnya dengan Presiden Donald Trump awal tahun ini, konflik dan konfrontasi seharusnya tidak menjadi pilihan. Mengingat kepentingan bersama yang luas dan ruang kerja sama yang luas, Tiongkok dan Amerika Serikat sepenuhnya mungkin menjadi mitra, saling membantu untuk mencapai keberhasilan dan kemakmuran bersama," katanya.
Menteri luar negeri itu juga menyampaikan harapan bahwa kedua negara dapat menemukan cara yang tepat untuk berinteraksi satu sama lain, yang pada akhirnya akan menguntungkan kedua negara dan dunia.
"Tiongkok akan tetap berkomitmen pada tiga prinsip yang diusulkan oleh Presiden Xi Jinping, yakni saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan, dalam mendorong perkembangan hubungan Tiongkok-AS yang mantap, sehat, dan berkelanjutan. Pada saat yang sama, kami berharap pihak AS akan mendengarkan seruan kedua bangsa, melihat dengan jelas tren zaman, mengambil pandangan yang objektif dan rasional tentang perkembangan Tiongkok, terlibat secara proaktif dengan Tiongkok dalam pertukaran praktis, dan bekerja sama dengan Tiongkok untuk mengupayakan cara yang tepat untuk bergaul satu sama lain demi keuntungan kedua negara dan seluruh dunia," jelasnya.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
