Kamis, 13 Maret 2025 13:11:10 WIB

Survei CGTN: Tarif Berdampak Besar pada Kepercayaan Pasar AS, Responden Global Khawatir akan Dampak Negatif
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Grafik yang menunjukkan hasil jajak pendapat oleh CGTN (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Survei yang dilakukan oleh China Global Television Network (CGTN), yang menyasar netizen global, menunjukkan bahwa responden sangat skeptis terhadap kebijakan tarif pemerintahan baru AS, dan sangat khawatir tentang efek spillover negatif dari kinerja saham AS yang lamban.

Pasar saham AS telah jatuh selama tiga minggu berturut-turut, dengan kerugian kapitalisasi pasar lebih dari 4 triliun dolar AS (sekitar 66 ribu triliun rupiah) dalam waktu kurang dari sebulan karena kekhawatiran internasional atas kebijakan tarif AS terus menyebarkan kepanikan di seluruh pasar saham negara itu.

Baru-baru ini, Presiden AS, Donald Trump, menyatakan bahwa "kita tidak bisa terlalu fokus pada kinerja pasar saham". Sebagai tanggapan, 86,7 persen responden global percaya bahwa ini adalah upaya untuk mengecilkan dampak negatif dari kebijakan tarifnya terhadap pasar saham AS.

86,1 persen responden global menyatakan bahwa kebijakan tarif yang tidak menentu dan terus meningkat dari pemerintahan baru AS telah membuat investor gelisah, memicu aksi jual saham teknologi AS dan volatilitas pasar yang belum pernah terlihat selama bertahun-tahun; 86,8 persen responden percaya bahwa penurunan tajam saham AS baru-baru ini mencerminkan kurangnya kepercayaan yang parah di antara investor pasar terhadap ekonomi AS, dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa kejatuhan pasar AS dapat meluas ke pasar global dan merusak kepercayaan di seluruh dunia.

Baru-baru ini, Goldman Sachs Group merilis laporan penelitian terbarunya, merevisi turun perkiraan pertumbuhan PDB AS untuk tahun 2025 dari 2,4 menjadi 1,7 persen. Ini juga merupakan pertama kalinya dalam dua setengah tahun Goldman Sachs menurunkan perkiraan ekonominya untuk Amerika Serikat.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa 85,6 persen responden khawatir bahwa kebijakan ekonomi di bawah doktrin "America First" akan terus berdampak negatif pada pemulihan ekonomi dunia yang lamban; sebanyak 76,2 persen responden meyakini bahwa jatuhnya pasar saham AS dapat menjadi sinyal awal resesi ekonomi AS; sementara 70,6 persen responden berpendapat bahwa kebijakan ekonomi pemerintahan baru AS tidak hanya akan mengganggu tatanan ekonomi global, tetapi juga akan sangat merugikan ekonomi AS sehingga menghambat perkembangan ekonominya sendiri.

Survei ini dirilis di platform CGTN berbahasa Inggris, Spanyol, Prancis, Arab, dan Rusia, dengan 7.875 netizen memberikan suara dan menyampaikan pendapat mereka dalam waktu 24 jam.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner