Senin, 20 November 2023 10:41:46 WIB

Sepanjang 2022 pernikahan di Tiongkok turun hingga di bawah 11 juta
Tiongkok

Endro

banner

Sepasang suami istri berpose dengan akta nikah mereka di kantor pencatatan pernikahan di Shijiazhuang, Provinsi Hebei, Tiongkok utara, pada 22 Agustus 2023. (Foto: Xinhua)

BEIJING, Radio Bharata Online - Populasi Tiongkok yang mendaftarkan pernikahan pertama mereka, turun hingga di bawah 11 juta untuk pertama kalinya pada tahun 2022, merupakan penurunan sebesar 55,9 persen dari tahun 2013 yang saat itu mencapai 23,85 juta.

Para ahli berpendapat bahwa hal ini merupakan dampak dari berkurangnya jumlah generasi muda yang mencapai usia nikah, dan berkurangnya keinginan sebagian orang untuk menikah.

Menurut Buku Tahunan Statistik Tiongkok 2023 yang diterbitkan oleh Biro Statistik Nasional, sebanyak 10,51 juta orang mendaftarkan pernikahan pertama mereka pada tahun 2022.  Menurut laporan Yicai.com, ini juga merupakan pertama kalinya populasi Tiongkok yang mendaftarkan pernikahan pertama mereka, turun hingga di bawah 11 juta.

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah mereka yang menikah terus menurun, dan masyarakat Tiongkok menunda pencatatan pernikahan pertama mereka hingga usia lanjut.  Sementara Data Statistik menunjukkan, bahwa 6,83 juta pasangan Tiongkok menikah pada tahun 2022, turun 10,6 persen dari tahun 2021.

Dari sudut pandang keseluruhan, penurunan jumlah penduduk yang menikah. Statistik bayi baru lahir selama empat puluh tahun terakhir, menunjukkan bahwa angka kelahiran di Tiongkok telah menurun selama beberapa tahun berturut-turut, setelah pernah mencapai puncaknya pada tahun 1987.

Ahli demografi Dong Yuzheng, kepada yicai.com mengatakan, bahwa banyak faktor yang menyebabkan anak muda tidak ingin menikah, termasuk ketidakstabilan pernikahan, yang mempengaruhi aspirasi anak muda terhadap pernikahan; mengubah pandangan mengenai pernikahan di kalangan generasi muda, dimana banyak generasi muda yang tidak lagi menganggap pernikahan dan melahirkan anak, sebagai sebuah pengalaman wajib dalam hidup; dan meningkatnya biaya pernikahan.

Selain itu, akibat dampak COVID-19 di penghujung tahun 2022, sebagian masyarakat menunda pernikahannya hingga tahun ini, sehingga berdampak pula pada angka populasi pernikahan pertama tahun lalu.  (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya