Rabu, 16 Oktober 2024 7:48:7 WIB

Makam Raja Berusia 5.000 Tahun Ditemukan di Tiongkok
Tiongkok

AP Wira

banner

Para arkeolog menggali situs makam di Tiongkok . (Foto Stok Xinhua / Alamy)

YONGCHENG, Radio Bharata Online - Sebuah situs makam kerajaan yang berusia sekitar 5.000 tahun telah ditemukan di sebuah situs reruntuhan di Provinsi Henan, Tiongkok tengah. Makam tersebut menjadi salah satu makam terbesar pada masanya, dengan lebih dari 350 artefak telah ditemukan hingga saat ini.

Berada di reruntuhan Wangzhuang di kota Yongcheng, makam tersebut mencakup area seluas lebih dari 17 meter persegi, ukuran yang sangat besar pada saat itu. Para arkeolog percaya bahwa pemilik makam tersebut adalah seorang raja dari negara prasejarah.

Reruntuhan Wangzhuang berasal dari periode tengah dan akhir Kebudayaan Dawenkou (4000 SM-2600 SM), suatu kebudayaan pada akhir Zaman Neolitikum.

"Penemuan terbaru menunjukkan reruntuhan Wangzhuang bukanlah pemukiman biasa, melainkan ibu kota kerajaan prasejarah," kata Zhu Guanghua, associate professor di Capital Normal University. 

Makam tersebut, berukuran panjang antara 4,52 hingga 4,8 meter dan lebar 3,47 hingga 3,68 meter, menampilkan peti mati bagian dalam dan luar. Di makam ini berisi banyak barang pemakaman, termasuk lebih dari 100 buah tembikar, hampir 200 ornamen batu giok kecil, perkakas tulang, dan sisa-sisa hewan seperti rahang babi yang melambangkan kekayaan. 

Menurut Zhu, makam kuno itu pernah rusak parah. "Sisa-sisa pemilik makam telah dipindahkan, dan banyak artefak penting dijarah," 

Ditambahkannya, "Sebagian besar sisa-sisa kerangka pemilik makam di dalam peti mati kayu hilang, hanya tersisa beberapa tulang jari kaki. Ornamen batu giok kecil berserakan baik di dalam maupun di luar peti mati, dan banyak bilah upacara batu sengaja dipatahkan, " 

Arkeolog tersebut juga mencatat bahwa temuan tersebut menunjukkan tindakan penghancuran makam yang disengaja segera setelah penguburan, dan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk menentukan alasannya. Tahun ini, 45 makam Budaya Dawenkou baru ditemukan di reruntuhan Wangzhuang, dengan 27 di antaranya sudah digali. Liu Haiwang, pemimpin tim arkeologi gabungan mengatakan,, beberapa makam yang berstatus lebih tinggi, menghasilkan banyak artefak, dan banyak di antaranya berisi rahang babi. Lebih dari 1.000 artefak pemakaman, termasuk barang tembikar dan batu giok, telah digali dari reruntuhan Wangzhuang tahun ini. 

Liu Haiwang menyebut, "Gerabah, perkakas batu, dan artefak batu giok yang sangat indah dengan jelas menunjukkan pembagian kerja dan tingkat produktivitas pada saat itu," 

"Kekayaan benda-benda pemakaman terkait erat dengan ukuran makam, menunjukkan bahwa hierarki sosial dan stratifikasi kelas yang jelas telah muncul." 

Apa yang membuat para arkeolog semakin bersemangat adalah bahwa artefak yang digali dari makam terbaru juga menunjukkan bahwa reruntuhan Wangzhuang adalah tempat peleburan budaya di zaman prasejarah, di mana beragam budaya bersinggungan dan bertukar pengaruh.

"Penduduk kuno jelas dipengaruhi oleh budaya wilayah timur dan wilayah tengah, serta unsur budaya dari lembah Sungai Yangtze," kata Li Xinwei, wakil direktur institut sejarah kuno di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok.

Menurut Zhu Guanghua, associate professor di Capital Normal University, adat istiadat yang diamati di makam tersebut, seperti penguburan gigi rusa air dan tulang oksipital almarhum yang cacat, sangat mirip dengan Budaya Dawenkou timur. 

Namun, penggalian juga telah mengungkap artefak khas dari budaya Yangshao kontemporer, seperti toples berujung runcing bermulut kecil dan toples bahu bermulut kecil, yang menunjukkan interaksi budaya antara tradisi Dawenkou dan Yangshao di wilayah tersebut. 

Para arkeolog menyoroti semangat inovatif dan kehebatan artistik penduduk kuno Wangzhuang, yang dengan terampil memadukan berbagai pengaruh budaya untuk menciptakan kelompok tembikar yang berbeda.

Li Xinwei, wakil direktur institut sejarah kuno di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok mengatakan, "Penemuannya membuktikan pertukaran awal peradaban Tiongkok awal, memberikan bukti tentang sifat keragaman peradaban Tiongkok. Situs ini menawarkan contoh penting untuk mempelajari perpaduan budaya di berbagai wilayah prasejarah," [Xinhua]

Komentar

Berita Lainnya