Jumat, 2 Agustus 2024 9:11:46 WIB

Pada Kamis pagi awal Agustus

Tiongkok

Endro

BEIJING, Radio Bharata Online - Banyak wilayah pesisir di Tiongkok telah memulai pembukaan kembali sebagian musim penangkapan ikan, setelah berlakunya moratorium penangkapan ikan musim panas tahunan.  Kapal-kapal mulai berlayar untuk menangkap ikan pertama mereka, sejak berakhirnya moratorium 1 Mei.

Moratorium atau larangan nasional tersebut diterapkan untuk melindungi ekologi laut dan sumber daya perikanan, meliputi Laut Bohai, Laut Kuning, Laut Tiongkok Timur, dan sebagian Laut Tiongkok Selatan. 

Setiap tahun, di Tiongkok ada larangan penangkapan ikan selama tiga bulan untuk memungkinkan stok ikan berkembang biak dan pulih kembali.

Rata-rata konsumsi ikan di seluruh dunia hanya lebih dari 16 kilogram setahun, tetapi di Tiongkok rata-rata orang akan menghabiskan hampir dua kali lipatnya.

Pada Kamis pagi awal Agustus, dibatasi hanya 441 kapal penangkap ikan yang memenuhi persyaratan untuk pembukaan kembali, berlayar dari Pelabuhan Perikanan Lyusi di Kota Qidong, Provinsi Jiangsu.

Kapal-kapal yang diberi izin tersebut utamanya menggunakan jaring insang, pukat balok, bubu dan perangkap, serta jaring penarik ringan, yang menargetkan hasil tangkapan seperti kepiting perenang, udang, dan sejumlah kecil ikan kerapu kuning, ikan bawal perak, dan cumi-cumi.

Di Kabupaten Xiangshan di Kota Ningbo, Provinsi Zhejiang, Tiongkok timur, lebih dari 1.270 kapal penangkap ikan yang memenuhi kriteria, juga diizinkan berlayar pada hari Kamis menuju Laut Tiongkok Timur, yang menandai berakhirnya masa jeda selama 3 bulan bagi Pelabuhan Shipu.

Kapal-kapal penangkap ikan tersebut sebagian besar akan beroperasi di perairan dekat pantai, dan sebagian besar dari mereka dapat kembali ke pelabuhan dalam waktu tiga hingga empat hari. Beberapa kapal penangkap ikan yang lebih kecil, bahkan dapat melaut dan kembali pada hari yang sama, yang memastikan pasokan produk makanan laut segar ke pasar.

Kembalinya aktivitas penangkapan ikan, telah ditunggu-tunggu oleh masyarakat nelayan dan konsumen lokal, yang tidak sabar untuk kembali mencicipi makanan laut segar, setelah puasa makan ikan selama tiga bulan. (State Council)

Komentar