Selasa, 5 Desember 2023 10:56:33 WIB

Dari kelas literasi setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok hingga kuliah malam di universitas pada tahun 1980an

Tiongkok

Endro

BEIJING, Radio Bharata Online - Bekerja di siang hari dan memperoleh keterampilan baru di malam hari menjadi cara hidup baru bagi kaum muda di Tiongkok. Mulai dari menari hingga pelatihan vokal, dari kerajinan tangan tradisional, kelas kecantikan dan kebugaran, hingga mencicipi anggur dan pembuatan film vlog, daftar kemungkinan untuk mendapatkan pengalaman belajar baru tampaknya tidak terbatas.

Pilihan yang beragam, efektivitas biaya, dan guru yang berkualifikasi tinggi ini telah membuat "sekolah malam", sebuah konsep yang dulunya membawa rasa nostalgia di Tiongkok, kembali populer, terutama di kalangan generasi muda.

Tren ini pertama kali dimulai di Shanghai. Selama pendaftaran Citizen Night School for Arts untuk semester musim gugur di bulan September, lebih dari 650.000 orang bersaing untuk mendapatkan 10.000 tempat kursus, menyebabkan platform pendaftaran terhenti. Kemudian, dalam waktu singkat, tren sekolah malam menyebar ke seluruh Tiongkok.

Sekolah malam memiliki tempat khusus dalam ingatan banyak orang Tiongkok. Dari kelas literasi setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok hingga kuliah malam di universitas pada tahun 1980an, generasi muda selama beberapa dekade telah mengikuti sekolah malam untuk menambah pengetahuan budaya dan teknis mereka.

Namun, gelombang anak muda yang mendaftar ke sekolah malam saat ini lebih didorong oleh kepentingan mereka, dengan tujuan untuk memperkaya kepuasan pribadi, spiritual, dan budaya mereka.

Para pengamat mengatakan, bahwa booming sekolah malam sejalan dengan situasi ekonomi saat ini dan kondisi kehidupan generasi muda.

Berbeda dengan gambaran media Barat tentang pola pikir anak muda Tiongkok yang “berbaring” di bawah tekanan pekerjaan, bersekolah di malam hari mencerminkan kebutuhan pertumbuhan anak muda Tiongkok yang beragam. (Global Times)

Komentar