Sabtu, 19 Juni 2021 10:34:55 WIB

Media Asing Soroti Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia
Tiongkok

Kinar Lestari

banner

Suasana ruang tunggu keberangkatan yang dipenuhi calon penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (25/04/2021). Pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 terus melakukan pengetatan mobilitas pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) terkait laranga

Lonjakan kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menjadi sorotan media asing, salah satunya oleh The Wall Street Journal pada Jumat (18/6).

Perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air dikhawatirkan akan menyerupai India sebab lonjakan terjadi di beberapa daerah dan membuat ketersediaan tempat tidur (okupansi) rumah sakit meningkat.

Di Indonesia, lonjakan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta, ibu kota negara sekaligus daerah padat penduduk. Lalu diikuti Kota Kudus yang dikenal sebagai sentra produksi rokok di Jawa Tengah dan Bangkalan di Jawa Timur.

Wall Street Journal menuliskan lonjakan kasus Covid-19 di Kudus menjadi yang tercepat dan tertinggi, mencapai 35 kali pada akhir Mei 2021. Hal ini diduga terjadi karena realisasi program vaksinasi Covid-19 masih terbatas, tingkat pengujian yang rendah, dan munculnya varian virus baru yang tidak bisa dideteksi dengan cepat karena terbatasnya kemampuan.

"Sangat jelas bahwa Indonesia bisa menjadi negara lain yang memiliki tsunami dalam kasus Covid-19," ungkap Epidemiolog Dicky Budiman di Griffith University di Australia.

Menurut catatan Wall Street Journal, realisasi vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih kurang dari 5 persen dari total populasi mencapai 270 juta orang. Di sisi lain, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan kekhawatiran soal varian baru di Indonesia dan mendesak diberlakukan kebijakan pembatasan skala besar di tanah air.

Sementara Kementerian Kesehatan menilai lonjakan kasus Covid-19 terjadi di Indonesia akibat mobilitas masyarakat saat libur Idulfitri pada pertengahan Mei lalu. Meski demikian  kementerian turut membenarkan ada kontribusi penyebaran varian baru Covid-19 di dalam negeri.

Dokter-dokter di Bangkalan menemukan kasus Covid-19 kali ini menular lebih cepat ke anggota keluarga, anak muda, dan memberi dampak kondisi pasien menjadi lebih cepat memburuk. Hal ini membuat okupansi rumah sakit di Bangkalan meroket tinggi.

Begitu juga dengan tingkat kematian yang mencapai 50 orang pada Juni 2021 atau tiga kali lipat dari kondisi sebulan sebelumnya. Akibatnya, sejumlah pasien harus dirujuk ke rumah sakit yang berada di Surabaya dan membuat okupansi rumah sakit di kota itu langsung naik dari kisaran 45 persen menjadi 75 persen.

"Banyak yang tanpa penyakit penyerta, kematian mereka terjadi begitu cepat," ucap seorang dokter di Bangkalan.

Di Kudus, tingginya gelombang kasus Covid-19 membuat sekitar 400 perawat ikut terinfeksi, meski mereka hanya bergejala ringan karena sudah menerima vaksin. Sementara di Bangkalan, perawat yang ikut terjangkit covid-19 mencapai 50 orang.

Sementara secara nasional, jumlah kasus positif covid-19 di Indonesia baru saja mencetak rekor tertinggi sejak Januari 2021, yaitu 12.624 kasus pada Kamis (17/6) dan 12.990 kasus pada Jumat kemarin. Totalnya kini ada 1,95 juta kasus positif di tanah air per kemarin.

Komentar

Berita Lainnya