Minggu, 14 Maret 2021 9:26:42 WIB
MEMANASNYA HUBUNGAN TIONGKOK DAN INGGRIS SERTA ISU KEAMANAN HONGKONG
Teknologi
Adelia Astari
Adi Harsono Wawancara Melalui Zoom
Parlemen Tiongkok dengan suara bulat mendukung pemberlakuan Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong pada 30 Juni 2020 untuk resmi diberlakukan, bertepatan dengan peringatan 23 tahun Hong Kong diserahkan Inggris ke Tiongkok.
Sebanyak 162 anggota Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional memberikan suaranya untuk mendukung UU Keamanan Nasional di Hong Kong yang melarang tindakan untuk memisahkan diri dari Tiongkok, subversif, terorisme, dan berkolusi dengan pasukan asing sehingga membahayakan keamanan nasional.
Adi Harsono ketua pelaksana harian PERHATI (Perkumpulan Persahabatan Alumni Tiongkok Indonesia) berbicara mengenai pandangannya terhadap Undang-undang Kemanan Nasional Tiongkok yang dianggap sebagai salah satu pemicu memanasnya hubungan Tiongkok dan Inggris.
“Aturan – aturan hukum yang tidak sempurna mau disempurnakan termasuk ekstradisi. Dari sanalah mulai banyak yang menggoreng dan menjadi tidak terkendali.” ucap Adi.
“Negara-negara barat seperti Amerika dan Inggris memainkan standar ganda untuk kasus yang terjadi di Hongkong, mereka justru mendukung adanya pemberontakan yang dilakukan dan justru dianggap seperti pahlawan. Dari sanalah Beijing merasa sudah saatnya menegakan hukum dan Negara lain tidak bisa intervensi untuk urusan keamanan negara.” imbuhnya.
Berkaitan dengan hubungan antara Tiongkok dan Inggris yang sedang tidak baik serta adanya penutupan kantor BBC di Tiongkok ia menilai hal tersebut merupakan Pembalasan dari pihak Tiongkok kepada Inggris yang terlebih dahulu menutup CGTN dan bahkan selamanya.
“Kalau di Tiongkok penutupan dilakukan bukan karena pemberitaan, berita-berita BBC sebenarnya terkadang ada positifnya. Dan Tiongkok menutup satu tahun saja sedangkan CGTN selamanya. Harapannya ada negoisasi kedepannya. Jadi lebih kepada keadilan saja.” ujar Adi Harsono.
Namun ia berharap berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi antar negara dapat diselesaikan dengan dialog bersama.
“Karena sebenarnya masalah utama atau musuh bersama kita adalah kemiskinan yang harus dihadapi dan dientaskan, kemudian yang kedua perubahan iklim dan ketiga kesehatan dalam hal ini misalnya pandemi, kita tidak tahu apakah kedepannya akan ada bermunculan virus-virus lainnya. Inilah yang harus dihadapi bersama-sama. Bukan justru antara manusianya yang bermasalah karena latar belakang, budaya, kepercayaan maupun bahasa.” ujar Ketua Harian PERHATI sekaligus pengusaha, Adi Harsono.
Komentar
Berita Lainnya
“Memperkuat Pemulihan Ekonomi Regional di Tengah COVID-19†Teknologi
Selasa, 3 November 2020 9:42:13 WIB
Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi
Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi
Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB
Jalur Kereta Cepat Lintas Laut Pertama di Tiongkok Teknologi
Rabu, 4 November 2020 2:36:52 WIB
Tiongkok Tegas Menentang Terorisme dan Kejahatan Kekerasan Dalam Bentuk Apa Pun Teknologi
Kamis, 5 November 2020 0:59:28 WIB
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi
Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB
Roket Tiongkok Long March-6 Bawa 13 Satelit Sekaligus Sukses Meluncur ke Orbit Teknologi
Jumat, 6 November 2020 19:42:36 WIB
Agregat Ekonomi Shanghai Naik ke Urutan Keenam Dunia Teknologi
Sabtu, 7 November 2020 0:45:28 WIB
Metamorfosis Wuhan dari Pusat Corona menjadi Primadona Wisata Teknologi
Sabtu, 7 November 2020 0:51:48 WIB
Alibaba Cloud Bukukan Pendapatan Rp32 Triliun pada Kuartal Ketiga 2020 Teknologi
Minggu, 8 November 2020 20:0:28 WIB
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi
Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB
Peminat Bahasa Jawa di China membeludak, kelas dibatasi Teknologi
Rabu, 11 November 2020 20:50:24 WIB
Biro Pos Nasional: Jumlah Kiriman Paket via Jasa Kurir Hari Belanja “11.11†Cetak Rekor Baru Teknologi
Rabu, 11 November 2020 22:3:29 WIB
100 Pebisnis Asing Pelajari Proposal Five-year Plan ke-14 China Teknologi
Kamis, 12 November 2020 21:8:43 WIB