Senin, 19 Juli 2021 7:33:7 WIB

Pemerintah Kantongi Rp7,5 Triliun dari Surat Utang SBR010
Tiongkok

Kinar Lestari

banner

Pemerintah meraup Rp7,5 triliun dari penerbitan surat utang ritel (saving bond ritel/SBR) seri SBR010, lebih besar dari target awal Rp5 triliun. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino). Baca artikel CNN Indonesia "Pemerintah Kantongi Rp7,5 Triliun dari

Pemerintah meraup dana Rp7,5 triliun dari penerbitan surat utang ritel (saving bond ritel/SBR) seri SBR010. Angka itu melampaui target awal yang hanya sebesar Rp5 triliun.

Kepala Seksi Perencanaan Transaksi SUN dan Derivatif Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Herman Sary Tua mengatakan pemerintah merevisi dua kali target penerbitan SBR010. Pertama, pemerintah menaikkan dari Rp5 triliun menjadi Rp6 triliun.

Kedua, pemerintah kembali menaikkan dari Rp6 triliun menjadi Rp7,5 triliun. Kenaikan dilakukan karena permintaan dari pasar.

"Untuk SBR010 pekan pertama ini kami terkejut pengajuan lebih dari Rp300 miliar. Satu bulan kurang satu pekan ini target Rp5 triliun sudah mau habis, rekan-rekan mitra distribusi ayo dong pak investor mau pesan jadi ditambah," ungkap Herman dalam diskusi daring lewat Instagram @djpprkemenkeu, Senin (19/7).

Herman mengatakan total investor yang memesan SBR010 mencapai lebih dari 20 ribu orang. SBR010 dapat dibeli minimal pembelian SBR sebesar Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar.

"Dari 20 ribuan investor yang pesan, ada 1.316 investor yang pesannya Rp1 juta. Senang lho karena Rp1 juta itu banyak maknanya," kata Herman.

Ia berpendapat realisasi ini mengartikan bahwa sudah banyak masyarakat yang mendapatkan informasi terkait penerbitan SBR010. Lalu, semakin banyak masyarakat yang mencoba berinvestasi.

"Yang banyak beli milenial, walau dari sisi nominal ke baby boomers atau yang lebih mapan, orang tua yang sudah tinggal menikmati hidup. Tapi kalau dari jumlah investor itu milenial," jelas Herman.

Dari segi pekerjaannya, mayoritas yang memesan SBR010 adalah pegawai swasta. Lalu, wiraswasta dan ibu rumah tangga.

"Namun dari sisi nominal wiraswasta masih mendominasi," tutur Herman.

Sebagai informasi, SBR010 ditawarkan dengan tingkat kupon 5,1 persen dan skema kupon mengambang (floating with floor) yang berpotensi naik mengikuti acuan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Dalam seri ini investor juga mendapat fasilitas pelunasan sebagian pokok obligasi sebelum jatuh tempo (early redemption).

Namun, fasilitas ini hanya dapat dimanfaatkan oleh investor dengan minimal kepemilikan Rp2 juta di setiap mitra distribusi dan jumlah maksimal yang dapat diajukan untuk early redemption adalah 50 persen dari total kepemilikan investor.

Komentar

Berita Lainnya