Senin, 16 Agustus 2021 1:35:19 WIB
Perintah Jokowi Demi Harga Tes PCR Lebih Murah
Tiongkok
Agsan
Ilustrasi (Foto: dok. IntibiosLab)
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar biaya tes polymerase chain reaction (PCR) diturunkan. Tes tersebut merupakan salah satu rujukan terkini untuk mengetahui dengan pasti seseorang tertular virus corona (COVID-19).
Perintah Jokowi tersebut datang setelah harga tes PCR di Indonesia menjadi sorotan lantaran jauh lebih mahal dari India. Desakan agar harga tes diturunkan pun lantas mengemuka.
Desakan itu salah satunya datang dari Komisi IX DPR RI. Pimpinan Komisi IX meminta agar harga tes PCR diturunkan. Sebab, menurutnya harga tes PCR saat ini memberatkan masyarakat.
Desakan Harga Diturunkan
"Tentunya kita berharap masyarakat Indonesia juga bisa mendapatkan fasilitas uji swab PCR dengan harga yang terjangkau seperti di India. Saat ini harga uji swab PCR dirasa memberatkan bagi banyak orang. Perbandingan harganya juga jauh sekali antara India dan Indonesia," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, YLKI pun mendesak pemerintah melakukan audit harga. Tujuannya, sambung Tulus, agar didapatkan harga yang transparan, akuntabel, dan fair.
Diketahui harga tes PCR di pasaran bervariasi tetapi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2020 menerbitkan Surat Edaran nomor HK. 02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Surat edaran tersebut disahkan oleh Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Prof. dr. Abdul Kadir pada Senin 5 Oktober 2020.
Tarif Batas Tes PCR
Prof Kadir mengatakan penetapan standar tarif tertinggi pemeriksaan RT-PCR dilakukan dengan mempertimbangkan komponen jasa pelayanan, komponen bahan habis pakai dan reagen, komponen biaya administrasi, dan komponen lainnya. Batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan RT-PCR termasuk pengambilan swab adalah Rp 900 ribu. Batasan tarif tersebut berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan RT-PCR atas permintaan sendiri.
Jokowi Minta Biaya Tes Diturunkan
Kini Jokowi pun memerintahkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk mengatur ulang penetapan harga tes PCR. Jokowi meminta agar biaya tes PCR dipangkas hingga setengahnya.
"Saya sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR berada di kisaran antara Rp 450.000 sampai Rp 550.000," kata Jokowi dalam keterangannya melalui kanal YouTube Setpres, Minggu (15/8/2021).
Selain untuk menurunkan harga, Jokowi juga memerintahkan agar hasil tes PCR dipercepat. Dia meminta agar hasil tes PCR keluar dalam waktu maksimal 1x24 jam.
"Saya meminta agar tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal 1 x 24 jam," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, dalam menangani COVID-19, memperbanyak testing atau pemeriksaan adalah salah satu caranya. Salah satu cara untuk memperbanyak testing, menurutnya, dengan menurunkan harga tes PCR.
"Salah satu cara untuk memperbanyak testing adalah dengan menurunkan harga tes PCR," ujarnya.
Berikut pernyataan lengkap Jokowi:
Salah satu cara untuk memperbanyak testing adalah dengan menurunkan harga tes PCR. Dan saya sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini. Saya minta agar biaya tes PCR berada di kisaran antara Rp 450.000 sampai Rp 550.000. Selain itu juga saya minta agar tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal 1 x 24 jam. Kita butuh kecepatan.
Perintah datang dari Jokowi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun mengatakan akan segera menindaklanjuti arahan tersebut.
Kemenkes Segera Tindaklanjuti
"Tentunya karena ini sudah arahan Presiden akan ditindaklanjuti, dengan merubah harga batas atas pemeriksaan PCR," kata Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi kepadadetikcom, Minggu (15/8/2021).
Nadia mengatakan perubahan tarif batas tes PCR akan dilakukan setelah berkonsultasi dengan berbagai pihak terkait. "Setelah juga berkonsultasi dengan berbagai pihak-pihak terkait," ujarnya.
https://news.detik.com/berita/d-5683496/perintah-jokowi-demi-harga-tes-pcr-lebih-murah/2
Komentar
Berita Lainnya
Xi Jinping: Biar Semua Orang Lansia Mempunyai Kehidupan Masa Tua Yang Berbahagia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:14:40 WIB
Hasil Studi Ilmuwan Tiongkok, Minum Teh Setiap Hari Turunkan Risiko Diabetes Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:21:52 WIB
Tiongkok Produksi Kereta Api Hibrid yang BebasPolusi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB
Tiongkok Perkirakan Jual 68,5 Juta Tiket Kereta Selama Libur Hari Nasional Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:42:10 WIB
Tiongkok: Perlu Bersama Lindungi Fasilitas Infrastruktur Lintas Negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB
Padi Hemat Air Bantu Petani Panen Melimpah di Tengah Kekeringan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB
Lanjutkan Balapan di Musim 2023, Zhou Guanyu Ingin Bawa Semangat dan Budaya Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB
Tiongkok Larang Rokok Elektrik Rasa Buah dalam Peningkatan Regulasi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:14:12 WIB
Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB
Setengah komunitas pedesaan di Tiongkok tercakup layanan perawatan lansia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:49:6 WIB
Guangzhou: Gerbang maritim Tiongkok ke dunia sejak zaman kuno Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:10:22 WIB
Tiongkok kalahkan Slovenia dan AS di Kejuaraan Tenis Meja Beregu Dunia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:20:34 WIB
Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB
Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB
Sinopec Tiongkok ingin hapus daftar ADS dari London Stock Exchange Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:50:46 WIB