Sabtu, 21 Juni 2025 11:34:34 WIB
Tampil di Denmark, Tim Pelayang Indonesia Kenalkan Budaya Nusantara Lewat Layangan Dandang di Festival Internasional Fano 2025
Sosial Budaya
Pantau - AP Wira

Tampil di Denmark, Tim Pelayang Indonesia Kenalkan Budaya Nusantara Lewat Layangan Dandang di Festival Internasional Fano 2025(Sumber: ANTARA/HO-Dokumen Pribadi)
COPENHAGEN, Radio Bharata Online - Kaspianor Ridani dan Hirdiansyah, dua pelayang layangan Dandang asal Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, mewakili Indonesia dalam Festival Layang-Layang Internasional Fano 2025 yang digelar di Pulau Fano, Denmark, pada 14–21 Juni 2025.
Mereka tampil sebagai bagian dari Tim Pelayang Indonesia untuk memperkenalkan budaya Nusantara kepada dunia melalui layangan tradisional.
"Alhamdulillah dari kegiatan ini menjadi ajang promosi kita untuk mengenalkan budaya Indonesia yang jadi sangat bermakna di mata internasional," ujar Kaspianor.
Sebelum bertolak ke Denmark, Tim Pelayang Indonesia sempat bertemu dengan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon di Jakarta pada Kamis (12/6).
Mereka kemudian berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Jumat (13/6) dan tiba di Bandara Copenhagen (CPH) pada Sabtu (14/6), disambut oleh perwakilan Kedutaan Besar RI untuk Denmark.
Momen berkesan terjadi saat Tim Indonesia mengikuti pawai pembukaan dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah.
Kaspianor mengenakan pakaian adat Banjar, sementara Hirdiansyah mengenakan pakaian adat Dayak Meratus.
Festival berlangsung di kawasan Pantai Rindby hingga Fano Bad, mencakup pameran, kompetisi, dan acara sosial antar peserta internasional.
Tim Indonesia mendapat sambutan hangat dari panitia Fano World Kite Festival 2025, termasuk undangan jamuan makan malam di rumah panitia dan dari Wali Kota Fano.
Undangan khusus tersebut disebut Kaspianor sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi budaya Indonesia dalam ajang tersebut.
Tim Indonesia menghadapi tantangan cuaca ekstrem saat uji coba menerbangkan layangan Dandang.
Angin kencang dan suhu berkisar 7–17°C menjadi hambatan teknis, namun tidak menyurutkan semangat mereka.
Mereka tetap tampil optimal dan menunjukkan ketangguhan serta keunikan layangan tradisional Indonesia di hadapan komunitas pelayang dunia.
Festival ini merupakan edisi ke-41 dan menjadi tempat berkumpulnya pelayang dari berbagai negara untuk berbagi teknik, seni, dan budaya.
Kehadiran Tim Pelayang Indonesia bukan hanya untuk kompetisi, tetapi juga menjadi sarana diplomasi budaya dalam memperkenalkan kekayaan tradisi Nusantara kepada dunia.
Tim terdiri dari perwakilan berbagai daerah di Indonesia, masing-masing membawa layangan tradisional khas wilayahnya, mencerminkan keberagaman budaya Indonesia di pentas global. [Pantau]
Komentar
Berita Lainnya
Dengan sejarah lebih dari 2 Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB

Popularitas bersepeda di Tiongkok telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB

Umat Islam menampilkan Tari Rodat saat pawai memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Kampung Islam Kepaon Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB

Pada tahun 2021 proporsi baiknya kualitas air perairan sungai Yangtze 97 Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

Jumlah panda raksasa yang ditangkap di seluruh dunia telah mencapai 673 hampir dua kali lipat jumlah dari satu dekade lalu Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB

roduksi kapas di Xinjiang mencapai 5 Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB

Alunan biola Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB

Meliputi area seluas 180 Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB

Dalam edisi keempatnya Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB

Proyek digitalisasi Gua Kuil Mati yang menelan investasi sebesar 3 Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB

Pemerintah Kota Shanghai Bekerjasama Dengan PBB Menggelar Berbagai Acara Untuk Merayakan Hari Kota Sedunia Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
