Sabtu, 24 Juli 2021 13:37:46 WIB

Wisma Atlet Si Jalak Harupat Resmi Jadi Tempat Isolasi Pasien COVID-19
Tiongkok

Angga Mardiansyah

banner

Wisma Atlet Si Jalak Harupat jadi tempat isolasi/Foto: M Iqbal

Wisma Atlet Si Jalak Harupat yang berada di Kabupaten Bandung dipastikan menjadi tempat isolasi bagi pasien COVID-19. Wisma tersebut dapat menampung 80 bed.

Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau langsung Wisma Atlet Si Jalak Harupat, Sabtu (24/7/2021). Ia menekankan agar pemerintah daerah mewaspadai serta mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 pasca Idul Adha.

"Saya ucapkan terima kasih kepada panglima yang sudah datang ke Kabupaten Bandung dan tentunya ini merupakan salah satu penghargaan yang paling berharga karena kabupaten dikunjungi oleh panglima serta rombongan," ujar Bupati Bandung Dadang Supriatna kepada wartawan di Gedung Wisma Atlet Si Jalak Harupat, Sabtu (24/7/2021).

Dadang menjelaskan, wisma atlet tersebut akan digunakan bagi pasien yang mengalami gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG). Nantinya, akan tersedia 88 bed yang disiapkan untuk menunjang pelayanan di wisma tersebut."Sehingga kesiapan kita semakin mantap dan terkendali. Sehingga apapun langkah yang akan dilakukan TNI Polri, kami siap mensupport dan mendukung demi kelancaran program penanganan COVID-19," lanjutnya.

"Kapasitas 88 bed, 8 untuk petugas, 80 untuk isoman," jelas Dadang.

Sekadar diketahui, selain di Wisma Atlet Si Jalak Harupat, pemerintah daerah pun telah menggunakan Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Baleendah sebagai tempat isolasi bagi pasien terpapar COVID-19. Selain itu, pemda pun tengah menyiapkan Rumah Sakit Otista untuk menjadi lokasi perawatan pasien COVID.

"RS otista kita persiapkan untuk gejala COVID sedang dan ringan," ujar Dadang.

Di pihak lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Grace Mediana menambahkan, saat ini pasien yang melakukan isolasi di BLK mulai menurun. Dari kapasitas 47 bed saat ini telah menurun sebanyak 20 persen.

"Keterisian-nya sekarang di BLK sudah agak menurun, kurang lebih 20 persen. Karena banyak yang mandiri," ujar Grace.

Kemudian, kata Grace, pemerintah daerah akan mengkhususkan Rumah Sakit Soreang untuk menangani pasien COVID-19. Pasalnya, sebagian alat kesehatan di RS Soreang sudah dialihkan ke RS Otista."Sebetulnya agak berat di rumah untuk pemantauan, harus betul-betul disiplin, kalau masyarakat mau mandiri," tambahnya.

"Kami mempersiapkan, artinya nanti RS Soreang lama akan kita jadikan rumah sakit COVID, dari penanganan merah, kuning dan hijau. Jadi RS Soreang lama akan kita jadikan penanganan COVID, kurang lebih 100 tempat tidur," pungkasnya.detiknews

Komentar

Berita Lainnya