Jumat, 6 Januari 2023 10:40:57 WIB

Juru Bicara Mengingatkan Warga untuk Sepenuhnya Memahami Persyaratan Masuk Tujuan, karena Beberapa Negara masih Memberlakukan Pembatasan pada Pelancong Tiongkok
Tiongkok

Endro

banner

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning Foto: CRI

BEIJING, Radio Bharata Online – Menanggapi pembatasan perjalanan terbaru yang menargetkan pelancong dari Tiongkok, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan, bahwa negara-negara tidak boleh mengambil tindakan diskriminatif terhadap Tiongkok, dan menyarankan warga negara Tiongkok untuk sepenuhnya memahami persyaratan masuk tujuan mereka sebelum keberangkatan.

Berdasarkan laporan Media, mulai Minggu (08/01), Jepang akan mewajibkan persyaratan tes PCR yang lebih ketat yang menargetkan pelancong Tiongkok, dengan tindakan tambahan yang memerlukan hasil tes negatif, yang diambil dalam waktu 72 jam setelah penumpang menaiki penerbangan langsung dari Tiongkok.

Euro News pada hari Rabu melaporkan, negara-negara anggota Uni Eropa pada hari Rabu juga telah sepakat untuk "sangat mendorong" persyaratan yang akan mewajibkan semua pelancong dari Tiongkok, terlepas dari kebangsaannya, untuk menunjukkan tes COVID-19 negatif, karena jumlah infeksi melonjak di negara Asia.

Mao Ning mengatakan, Tiongkok selalu percaya bahwa tindakan pencegahan epidemi dari berbagai negara harus realistis, ilmiah dan moderat, dan negara tidak boleh mengambil kesempatan untuk terlibat dalam manipulasi politik. Negara-negara tidak boleh memaksakan praktik diskriminatif, dan tidak boleh mempengaruhi pertukaran personel normal dan kerja sama antar negara.

Beijing juga mengingatkan warga Tionghoa, untuk memastikan status kesehatan mereka sebelum meninggalkan negara itu, dan memahami sepenuhnya persyaratan masuk negara tujuan.

Menanggapi pernyataan terbaru dari kepala WHO Tedros Ghebreyesus yang mengatakan, bahwa WHO memaklumi beberapa negara memberlakukan kembali pembatasan perjalanan di tengah melonjaknya kasus COVID-19 di Tiongkok, Mao menegaskan bahwa situasi epidemi di Tiongkok terkendali. (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya