Senin, 22 Agustus 2022 4:6:17 WIB

Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Fasilitas Kesehatan Harus Perkuat Surveilans
Tiongkok

Endro

banner

ilustrasi vaksin cacar monyet (Reuters)

JAKARTA – Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, surveilans menjadi salah satu upaya penanganan, setelah ditemukan cacar monyet atau monkeypox di Jakarta.  Menurut Dicky, fasilitas kesehatan harus bisa menjadi sumber data untuk dapat mengambil tindakan mengenai kasus cacar monyet.

"Fasilitas kesehatan, terutama dokter penyakit kulit dan kelamin itu, klinik itu harus menjadi sumber data surveilans kita, tentang cacar monyet atau monkeypox ini," kata Dicky kepada wartawan, Senin (22/8/2022).

Menurut Dicky, surveilans dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan memeriksa pasien yang mengeluh penyakit kulit, cacar yang disertai kelenjar pada sisi bagian mulut dan kelamin.

"Selain pada kasus ini dilakukan testing dan tracing, dan isolasi karantina tiga minggu, juga termasuk yakni surveilans yang harus dilakukan," tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan adanya satu kasus cacar monyet di Indonesia. Kasus tersebut ditemukan di wilayah DKI Jakarta.

"Pasien ada yang satu terkonfirmasi dari DKI Jakarta, seorang lelaki 27 tahun," kata Juru Bicara Kemenkes Syahril dalam konferensi pers video, Sabtu (20/8/2022).

Pasien cacar monyet yang sudah terkonfirmasi tersebut memiliki riwayat perjalan luar negeri. Pasien kemudian mengalami gejala demam pada 14 Agustus 2022 dan mengalami pembesaran kelenjar limfe. Syahril juga menyebut, pasien yang terkonfirmasi cacar monyet sudah muncul bercak cacar di tubuhnya. "Ada cacarnya muka, telapak tangan, kaki dan sebagian alat genitalia (atau organ seksual)," ucapnya.

Komentar

Berita Lainnya