Minggu, 25 Desember 2022 10:56:20 WIB

Krisis Baru Korsel Setelah 'Resesi Seks', Ribuan Paruh Baya Meninggal Kesepian
International

AP Wira

banner

Ilustrasi kematian (pxhere.com)

JAKARTA, Radio Bharata Online - Belum selesai dengan  resesi 'seks', Korea Selatan kini punya masalah baru. Ribuan orang paruh baya terisolasi dan meninggal 'kesepian' atau sendirian. Seringnya, jasad mereka baru ditemukan setelah berhari-hari meninggal, bahkan berminggu-minggu.
Fenomena ini dinamai 'godoksa' atau 'meninggal kesepian'. Fenomena yang terjadi beberapa waktu belakangan iitu kerap ditepis pemerintah lantaran menandakan bagaimana populasi mereka menua dengan cepat.

Meninggal 'kesepian' dikategorikan sebagai kasus kematian saat hidup menyendiri, terputus dari keluarga atau kerabat, meninggal karena bunuh diri atau sakit. 
Dikutip dari CNN, faktor-faktor di balik tren tersebut termasuk krisis demografi negara, kesenjangan kesejahteraan sosial, kemiskinan dan isolasi sosial, yang semuanya menjadi lebih jelas sejak pandemi COVID-19 merebak.

Tahun lalu, Korea Selatan mencatat fenomena godoksa menewaskan 3.378 orang, naik dari 2.412 pada 2017, menurut laporan yang dirilis Rabu lalu oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan. Laporan kementerian tersebut adalah yang pertama sejak pemerintah memberlakukan Undang-Undang Pencegahan dan Penanganan Kematian Kesepian pada tahun 2021, saat pembaruan diperlukan setiap lima tahun untuk membantu menetapkan kebijakan mencegah meninggal kesepian.

Meskipun kematian akibat kesepian memengaruhi orang-orang di berbagai demografi, pria paruh baya dan lanjut usia tampak sangat berisiko. Jumlah pria yang mengalami kematian kesepian 5,3 kali lipat dari wanita pada tahun 2021, naik dari empat kali lipat sebelumnya.
Orang-orang berusia 50-an dan 60-an menjadi penyumbang terbanyak yakni hingga 60 persen kematian kesepian tahun lalu, jumlah besar di usia 40-an dan 70-an juga. Orang berusia 20-an dan 30-an menyumbang 6 persen hingga 8 persen.

Laporan itu tidak membahas kemungkinan penyebabnya. Tetapi fenomena tersebut telah dipelajari selama bertahun-tahun ketika pihak berwenang mencoba memahami apa yang mendorong kematian kesepian ini, dan bagaimana cara yang lebih baik untuk mendukung orang-orang yang rentan.

(detik)

 

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner