Kamis, 29 Desember 2022 10:1:14 WIB

Jepang Akan Mengerahkan Unit Pertahanan Rudal di dekat Pulau Taiwan
Tiongkok

Endro

banner

Orang-orang berkumpul di luar kantor Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada 16 Desember 2022, menentang peningkatan anggaran belanja militer terbesarnya sejak Perang Dunia II. Foto: AFP

BEIJING, Radio Bharata Online – Menyusul laporan bahwa Tokyo akan mengerahkan unit pertahanan rudal, dari wilayah pangkalan pertahanan ke wilayah Taiwan Tiongkok, ahli militer Tiongkok pada hari Rabu mengatakan bahwa Jepang melepas topeng pasif nya, saat terus berupaya memperkuat kehadiran militernya di kawasan Asia-Pasifik.

Mereka memperingatkan, pelajaran dari dua kali perang dunia, re-militerisasi Jepang harus dijadikan alasan kekhawatiran di antara semua negara di Asia-Pasifik.

Mengutip juru bicara kementerian Takeshi Aoki, Jiji Press Jepang melaporkan pada hari Selasa, bahwa kementerian pertahanan berencana untuk mengerahkan unit peluru kendali permukaan-ke-udara di Yonaguni, sebuah pulau terpencil di barat daya Jepang, yang berjarak sekitar 110 kilometer dari wilayah Taiwan, dan 150 kilometer dari Kepulauan Diaoyu Tiongkok.

Kamp Pasukan Bela Diri Darat Yonaguni, berbasis di pulau itu sejak 2016, dengan kekuatan sekitar 200 anggota pasukan pertahanan diri.

Menurut sumber yang dihubungi Jiji Press, pengerahan yang direncanakan, yang juga berarti perluasan Kamp Yonaguni, dimaksudkan untuk memperkuat pertahanan Kepulauan Ryukyu, termasuk Yonaguni, dalam menghadapi tekanan militer Tiongkok yang mereka hebohkan.

Liu Jiangyong, wakil dekan Institut Hubungan Internasional Modern di Universitas Tsinghua, mengatakan kepada Global Times pada hari Rabu bahwa pengerahan pertahanan rudal di kamp Pasukan Bela Diri Darat yang paling dekat dengan pulau Taiwan, adalah langkah Tokyo untuk mewujudkan sistem kemanan nasional baru mereka.  

Jepang pada 16 Desember menyetujui tiga dokumen, yakni Strategi Keamanan Nasional, Pedoman Program Pertahanan Nasional, dan Program Pertahanan Jangka Menengah. Ini menjadi salah satu perombakan pertahanan terbesar sejak Perang Dunia II.

Dokumen-dokumen itu melibatkan rencana pembangunan militer terbesar Jepang pascaperang, dengan USD 320 miliar untuk membeli rudal yang mampu menyerang Tiongkok, tantangan strategis terbesar Jepang.

Pakar militer Tiongkok Song Zhongping mengatakan kepada Global Times, mengingat Yonaguni hanyalah sebuah pulau seluas 29 kilometer persegi, kemungkinan besar Jepang bermaksud menggunakan unit peluru kendali darat-ke-udara, untuk melindungi kemampuan intelijen dan pemantauannya.

Yonaguni adalah tanah terdekat Jepang ke pulau Taiwan, dan ke pangkalan militer utama di sepanjang pantai tenggara daratan Tiongkok.

Jepang telah mengerahkan stasiun pemantauan di Yonaguni untuk mengintai aktivitas di daratan dan Taiwan.

Oleh karena itu, para pakar Tiongkok mengatakan, tidak hanya Yonaguni, tetapi juga seluruh Kepulauan Ryukyu diharapkan berada di garis depan pencegahan militer Jepang terhadap Tiongkok dalam lima tahun ke depan, dengan kemampuan mengerahkan senjata untuk menyerang instalasi militer penting di dalam wilayah musuh.

Ini berarti bahwa di masa depan, Jepang dapat sepenuhnya menghilangkan citra pasif pascaperangnya, menjadi negara yang mengancam tetangganya.

Liu menambahkan, ini akan menjadi perubahan terbesar di Asia Timur sejak Perang Dunia II dan akan membawa bahaya besar bagi seluruh kawasan Asia-Pasifik. (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya