Sabtu, 3 September 2022 6:45:26 WIB

Survei KedaiKOPI: Presiden Perempuan Diterima 55,5 Persen Responden
Tiongkok

Bagas Sumarlan

banner

Ilustrasi Pemilu.(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

JAKARTA, Radio Bharata Online - Survei yang diselenggarakan Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) menunjukkan 55,5 persen responden menerima perempuan untuk menjadi seorang presiden. Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menyatakan, angka tersebut meningkat bila dibandingkan survei serupa yang pada November 2021 lalu. "Kami bulan November pernah tanya pertanyaan yang sama, ternyata naik. Bulan November kemarin 34,2 persen saja yang setuju presiden perempuan, sekarang naik jadi 55,5 persen," ujar Kunto dalam acara Polemik MNC Trijaya, Sabtu (3/9/2022).

Berdasarkan survei ini, yang di kutip dari KOMPAS.COM ada sejumlah alasan mengapa responden menerima/menyukai calon presiden perempuan, antara lain berani mengambil tindakan/keputusan/tegas (24,5 persen). Kemudian, peduli/ramah/merakyat (15,4 persen), jujur/adil (11 persen), emansipasi wanita (10,2 persen), serta inovatif/cerdas (9,4 persen). Survei ini juga bertanya kepada responden yang menjawab tidak setuju terhadap presiden perempuan mengenai alasan mereka.
Jawabannya antara lain, 36,6 persen dari mereka meilai laki-laki lebih berkompeten dalam memimpin, menyalahi kodrat/ajaran agama/budaya (25,2 persen), dan kurang tegas (13,9 persen).

Sementara itu, responden yang menerima presiden perempuan menilai ada sejumlah kualitas yang harus dimiliki oleh pemimpin perempuan. Kualitas itu antara lain tegas dan berwibawa (25,3 persen), kebijakan prorakyat (20,5 persen), bijaksana (17,6 persen), jujur dan amanah (13,4 persen), serta pintar/menempuh pendidikan tinggi (10,3 persen). Selain itu, survei juga menangkap bahwa 62,4 persen responden menilai presiden perempuan mampu mengatasi permasalahan utama Indonesia seperti kenaikan harga bahan pokok, penegakan hukum, dan penanganan Covid-19.

Angka tersebut lebih tinggi dari angka penerimaan publik terhadap presiden perempuan yang sebesar 55,5 persen. Menurut Kunto, hal ini menandakan bahwa sosok perempuan lebih mudah diterima menjadi pemimpin untuk mengatasi masalah-masalah spesifik ketimbang hal yang abstrak. "Jadi sekali lagi, perempuan dianggap kompeten atau mampu ketika masalahnya konkrit, kalau masalahnya abstrak, asosiasinya masih banyak ke laki-laki," kata Kunto. Adapun survei ini diselenggarakan pada 3-18 Agustus 2022 dengan metode wawancara tatap muka kepada 1.197 responden berusia 17-65 tahun di 34 provinsi se-Indonesia, Survei ini memiliki margin of error ± 2.89 persen pada interval kepercayaan 95 persen.

 

Komentar

Berita Lainnya