Kamis, 5 Januari 2023 11:23:20 WIB
Komunitas Internasional mendesak Jepang agar menerima Seruan atas Pembuangan Air yang Tercemar Nuklir
Tiongkok
Endro

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning Foto: fmprc.gov.cn
BEIJING, Radio Bharata Online – Pembuangan air yang terkontaminasi nuklir bukanlah urusan Jepang sendiri, dan Tiongkok mendesak Jepang untuk menganggap serius seruan yang adil dari komunitas internasional, agar berkonsultasi tentang masalah terkait dengan para pemangku kepentingan, termasuk tetangganya dan negara-negara Kepulauan Pasifik. Jepang dituntut menangani air yang terkontaminasi secara transparan, ilmiah dan aman, serta menerima pengawasan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, membuat pernyataan tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang tinjauan IAEA tentang rencana pemulangan Jepang, pada konferensi pers rutin hari Rabu.
Dalam laporan ketiganya baru-baru ini, gugus tugas IAEA meninjau keamanan rencana Jepang membuang air yang diolah di stasiun tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke laut.
Laporan tersebut menjelaskan bagaimana satgas tersebut melakukan pemeriksaan independen terhadap data penting, terkait dengan pemantauan keamanan air olahan sebelum, selama, dan setelah pembuangannya.
Namun Mao menekankan bahwa laporan tersebut tidak sampai pada kesimpulan tentang pertanyaan kunci seperti keaslian, keakuratan, dan apakah data dikumpulkan sesuai dengan standar.
Laporan tersebut sekali lagi menunjukkan, bahwa masyarakat internasional merasa khawatir atas keakuratan data dan ketidakpastian dampak lingkungannya.
Adalah sembrono dan tidak bertanggung jawab bagi Jepang, bila menyetujui rencana pembuangan air yang terkontaminasi nuklir ke laut, dan secara paksa melakukan persiapan untuk pembuangan, ketika gugus tugas teknis IAEA masih bekerja, dan belum menarik kesimpulan apa pun.
Menurut rencana Jepang, akan mulai membuang air yang terkontaminasi nuklir mulai musim semi 2023, meskipun ada kemarahan dan tentangan keras dari negara-negara Pasifik Selatan. (Global Times)
Komentar
Berita Lainnya
Xi Jinping: Biar Semua Orang Lansia Mempunyai Kehidupan Masa Tua Yang Berbahagia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:14:40 WIB

Hasil Studi Ilmuwan Tiongkok, Minum Teh Setiap Hari Turunkan Risiko Diabetes Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:21:52 WIB

Tiongkok Produksi Kereta Api Hibrid yang BebasPolusi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB

Tiongkok Perkirakan Jual 68,5 Juta Tiket Kereta Selama Libur Hari Nasional Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:42:10 WIB

Tiongkok: Perlu Bersama Lindungi Fasilitas Infrastruktur Lintas Negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB

Padi Hemat Air Bantu Petani Panen Melimpah di Tengah Kekeringan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

Lanjutkan Balapan di Musim 2023, Zhou Guanyu Ingin Bawa Semangat dan Budaya Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

Tiongkok Larang Rokok Elektrik Rasa Buah dalam Peningkatan Regulasi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:14:12 WIB

Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB

Setengah komunitas pedesaan di Tiongkok tercakup layanan perawatan lansia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:49:6 WIB

Guangzhou: Gerbang maritim Tiongkok ke dunia sejak zaman kuno Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:10:22 WIB

Tiongkok kalahkan Slovenia dan AS di Kejuaraan Tenis Meja Beregu Dunia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:20:34 WIB

Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB

Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB

Sinopec Tiongkok ingin hapus daftar ADS dari London Stock Exchange Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:50:46 WIB
