Jumat, 24 November 2023 10:7:2 WIB

PLA dalam siaga tinggi di Laut Tiongkok Selatan, ada apa?
Tiongkok

Endro

banner

Fregat berpeluru kendali Mianyang dan Suining bergabung dengan armada fregat dengan angkatan laut di bawah Komando Teater Selatan PLA dalam formasi belakang selama latihan tempur maritim pada pertengahan Juli 2023. (eng.chinamil.com.cn/Foto oleh Ge Hanqiang dan Zhang Weifeng)

BEIJING, Radio Bharata Online - Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) berada di lokasi kejadian dan dalam keadaan siaga tinggi, ketika AS dan Filipina melancarkan patroli bersama di Laut Tiongkok Selatan pada hari Selasa.

Para ahli mengatakan pada hari Kamis, bahwa kehadiran PLA adalah mencegah potensi provokasi, menunjukkan kemampuan Tiongkok dalam menghadapi ancaman, menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan maritim nasional.

Juru bicara komando Teater Selatan PLA, Kolonel Senior Tian Junli, dalam siaran pers pada hari Kamis mengatakan, Kapal fregat Yuncheng yang berafiliasi dengan angkatan laut Komando Teater Selatan PLA, telah melakukan patroli rutin di perairan Laut Tiongkok Selatan sejak Selasa.

Selama patroli kapal perang PLA, Filipina mengerahkan pasukan dari luar kawasan, dan melakukan patroli di Laut Tiongkok Selatan, sehingga memicu masalah dan ketegangan.

Tian Junli mengatakan, tindakan Filipina itu telah menyabotase perdamaian dan stabilitas regional, dan melanggar semangat Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut Tiongkok Selatan.

Pasukan komando PLA tetap dalam kondisi waspada tinggi, untuk dengan tegas mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan maritim nasional, serta tegas menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut Tiongkok Selatan.

Pernyataan Tian itu muncul, setelah Filipina meluncurkan patroli udara dan maritim gabungan selama tiga hari dengan AS pada hari Selasa, yang membentang dari titik paling utara Filipina di dekat pulau Taiwan, hingga Laut Tiongkok Selatan. Mereka termasuk tiga kapal angkatan laut, dua pesawat tempur ringan FA-50, dan sebuah pesawat serang ringan A-29B dari pihak Filipina, serta sebuah kapal tempur pesisir, dan pesawat patroli dan pengintaian maritim P-8A Poseidon dari pihak AS.

Wei Dongxu, seorang pakar militer yang berbasis di Beijing, mengatakan kepada Global Times bahwa pasukan AS dan Filipina yang dikerahkan dalam patroli gabungan, hanya memiliki kemampuan terbatas. (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya