Senin, 12 April 2021 1:15:55 WIB

Melihat Saham Ciamik di Tengah Pelarangan Mudik
Tiongkok

Kinar Lestari - Bharata Online

banner

Analis memperkirakan sejumlah saham bakal naik di tengah kebijakan larangan mudik 2021. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu menguat 0,98 persen dari 6.011 menjadi 6.070. Sementara investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp1,84 triliun.

Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya menyebut arus modal keluar asing merupakan imbas dari kekhawatiran pelaku pasar The Fed bakal mengetatkan kebijakan moneter dan menaikkan suku bunga acuan.

Pengetatan dilakukan seiring dengan optimisme pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang diproyeksikan bakal ikut menaikkan inflasi. Maka tak heran bila akhir-akhir ini imbal hasil (yield) obligasi jangka panjang AS melesat.

Sebagai informasi, selama dua bulan terakhir yakni Maret dan April arus modal asing mengalir keluar. Namun secara tahun berjalan, investor asing masih mencatatkan beli bersih senilai Rp8,85 triliun.

"Apa yang lebih mengkhawatirkan adalah taper tantrum (reaksi dari pengetatan moneter) akan memicu arus modal keluar dari pasar negara berkembang," jelasnya seperti dikutip dari riset, Senin (12/4).

Hariyanto menyebut bila taper trantrum bakal terjadi nantinya, dampaknya ke pasar modal tidak akan separah 2013 silam. Kala itu, pasar ekuitas terguncang akibat besarnya arus modal keluar asing kala The Fed mulai mengencangkan kebijakan moneter.

Ia optimis tekanan ke pasar modal dalam negeri tidak akan terlalu signifikan, sebab arus modal masuk ke Indonesia tidak seberapa saat The Fed mengeluarkan program pembelian aset (asset purchasing program) pada 2020 silam.

"Oleh karena itu, kami menilai bila The Fed bakal mengetatkan kebijakan, tekanannya ke pasar ekuitas Indonesia bakal terbatas," jelasnya.

Selain antisipasi taper tantrum, sentimen lain yang bakal mewarnai perdagangan pekan ini adalah efek Ramadan 2021.

Walau pemerintah masih melarang mudik untuk tahun ini, namun Hariyanto mengatakan uang beredar dan daya beli masyarakat akan lebih baik dari tahun lalu karena ditopang oleh tunjangan hari raya (THR) kembali.

Untuk diketahui, pemerintah pada tahun ini mengharuskan THR dibayarkan kepada karyawan. Cicilan THR hanya diperbolehkan untuk sektor-sektor tertentu saja. Adapun kebijakan lengkap THR akan disampaikan oleh Kementerian Ketenagakerjaan pada hari ini (12/4).

"Seperti saat Ramadan tiap tahun, THR bakal mendorong daya beli pekerja dan meningkatkan tingkat pengeluaran selama Ramadan," tambahnya.

Toko-toko retail yang juga dibuka penuh di tahun ini juga diprediksikan akan mendorong konsumsi masyarakat. Ini tentunya tak seperti tahun lalu saat retail masih ditutup karena PSBB.

Adapun sektor yang akan menikmati pertumbuhan selama Ramadan ialah konsumer dan peternakan. Mirae Asset merekomendasikan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Selan itu, ia mengatakan saham lain yang dapat dipantau ialah ANTM, HEAL, SIMP, BBRI, dan UNTR.

Sementara, Direktur Mega Investama Hans Kwee menyebut pelarangan mudik bakal berdampak negatif bagi beberapa sektor, seperti sektor transportasi dan otomotif.

Seperti diketahui, selama periode 6-17 Mei mendatang, pemerintah menerapkan pelarangan mudik untuk semua moda transportasi, baik darat, udara, maupun laut.

Untuk sektor otomotif, Hans menyebut penjualan kendaraan motor dan mobil akan berkurang karena akibat pelarangan mudik. Khusus penjualan mobil, ia menilai penurunan tidak akan terlalu signifikan mengingat pemerintah masih memberikan diskon Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).

Menurut Hans, sektor yang menarik di pantau adalah yang berpotensi naik untuk jangka menengah hingga panjang seperti konstruksi, properti, perbankan, dan komoditas.

Alasannya, sektor-sektor tersebut lah yang bakal menikmati pertumbuhan terbesar saat pemulihan ekonomi terjadi.

Konstruksi misalnya, ia yakin pemerintah akan menggelontorkan belanja konstruksi sepanjang tahun ini guna menggenjot pertumbuhan ekonomi. Yang bakal menikmati imbas terbesar, lanjutnya, adalah saham-saham BUMN seperti PTPP, WSKT, dan WIKA.

Untuk properti dia menjagokan SMRA, CTRA, PWON, dan LPKR. Adapun saham lain yang direkomendasikan secara teknikal yaitu ADRO dan LPPF.

"IHSG diperkirakan berpeluang konsolidasi menguat di awal pekan dengan support 5.944-6.000 dan resistance di level 6.150-6.230," tandasnya.

Komentar

Berita Lainnya