Senin, 24 Juli 2023 12:29:30 WIB

Ilmuwan Tiongkok Lakukan Penelitian Bersama Pertama dalam Pelayaran Kutub Utara
Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

banner

Liu Congshu, seorang ilmuwan kelautan Tiongkok (CMG)

Kutub Utara, Radio Bharata Online - Para ilmuwan Tiongkok melakukan penelitian bersama pertama kali dengan menggunakan alat pengukur kualitas air "konduktivitas-suhu-kedalaman" atau conductivity-temperature-depth (CTD) multiparameter pada hari Sabtu (22/7) lalu di atas kapal Xuelong 2, kapal pemecah es kutub pertama yang dibuat di dalam negeri.

Xuelong 2 berangkat dari Shanghai dengan sekelompok ilmuwan Tiongkok untuk ekspedisi ilmiah Samudra Arktik ke-13 negara itu pada 12 Juli 2023 dan telah memasuki perairan terbuka Laut Bering. 

Perekam CTD digunakan sebagai instrumen multi-parameter di laut. Instrumen vital ini merupakan peralatan yang paling sering digunakan selama ekspedisi ilmiah ini, yang mencakup banyak bidang seperti kimia kelautan dan mikroorganisme.

"Sistem CTD terutama digunakan untuk mengukur suhu, salinitas, kedalaman, klorofil, oksigen terlarut, dan parameter lainnya pada bagian vertikal laut. Dalam hal operasi resmi, kami menempatkan fasilitas sesuai dengan kedalaman laut saat itu, dan yang terdalam yang biasa kami temui mungkin lima atau enam kilometer," kata Liu Congshu, seorang ilmuwan kelautan Tiongkok.

Wang Ying, salah satu anggota tim ekspedisi, mengatakan bahwa mereka terutama mengeksplorasi kandungan oksigen terlarut dan karbon anorganik terlarut di lautan.

"Oksigen terlarut digunakan untuk mengukur kandungan oksigen dalam air laut, yang sangat penting untuk reproduksi (kelangsungan hidup) organisme di lautan. Karbon anorganik terlarut (DIC) terutama digunakan untuk mengukur kandungan karbon anorganik dalam keadaan terlarut di lautan, dan (kita harus) memperhatikan keseimbangan karbon di lautan," jelas Wang.

Tim ekspedisi diperkirakan akan kembali ke Shanghai pada akhir September 2023 mendatang setelah menempuh perjalanan sejauh 15.500 mil laut.

Komentar

Berita Lainnya