Rabu, 2 Maret 2022 13:29:4 WIB

Ikan Purba Tiongkok dan Indonesia yang Hampir Punah
Tiongkok

Dewi Kinar Lestari

banner

ikan purba

 

https://cms.bolong.id/img/artikel/ikan-sturgeon-china-j2d01rkei6.jpeg\

Ikan Sturgeon China - Image from CGTN

Sekitar pukul 1 siang pada tanggal 12 Februari 2022, Dong Jinlin, seorang nelayan berusia 60-an dari Desa Xiashan, Kota Qiangjiao, Kabupaten Ninghai, Provinsi Ningbo, Tiongkok, secara tidak sengaja menangkap ikan sturgeon saat memancing di Teluk Ninghai, Pelabuhan Xiangshan.

“Ikan ini agak aneh, bukankah itu ikan sturgeon Tiongkok?” katanya.

Dilansir dari gmw.cn pada Selasa (15/2/2022), ikan aneh itu panjangnya sekitar 80 sentimeter, beratnya sekitar 1,5 kilogram, dan memiliki lebih dari 10 lempeng tulang yang menonjol di punggung dan perutnya.

Lao Dong, pria yang sudah berpengalaman lebih dari 40 tahun dalam memancing, sudah pernah melihat berbagai macam ikan yang dilindungi dalam pelatihannya dengan departemen pemerintah setempat.

Dia menyadari bahwa ini mungkin ikan sturgeon Tiongkok, hewan yang dilindungi negara. Mengetahui hal tersebut, mereka segera menghubungi departemen perikanan setempat untuk mengkonfirmasi. Mereka juga langsung melakukan tindakan penyelamatan seperti penggantian air dan oksigenasi.

Pada pukul 14:00, personel terkait dari departemen administrasi perikanan Kabupaten Ninghai tiba di lokasi untuk memastikan bahwa ikan sturgeon Tiongkok itu sehat dan tidak terluka.

Ikan tersebut diperkirakan akan tumbuh antara satu dan dua tahun mendatang. Setelah status kesehatannya diperiksa, ikan sturgeon Tiongkok tersebut dilepaskan kembali ke Teluk Ninghai.

Ikan sturgeon Tiongkok adalah ikan besar yang hobi bermigrasi, lahir di hulu Sungai Yangtze, tumbuh di laut, dan kembali ke tempat asalnya saat bertelur.

Ini adalah ikan purba dan langka yang unik di Tiongkok, salah satu spesies ikan paling primitif yang ada di dunia, dan vertebrata tertua di dunia. Ikan ini dikenal sebagai fosil hidup dan memiliki nilai ekologis yang penting.

Pada tahun 1988, sturgeon Tiongkok terdaftar sebagai hewan nasional yang dilindungi kelas satu, dan pada tahun 2010, terdaftar sebagai spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Dalam sebulan terakhir, sturgeon Tiongkok muncul di Pelabuhan Xiangshan berkali-kali. Sumber daya perikanan secara bertahap dipulihkan, dan populasi ikan meningkat.

Selain itu, dengan meningkatnya publisitas dan pendidikan departemen pemerintah daerah, kesadaran nelayan untuk menghargai dan melindungi hewan liar air yang langka telah sangat meningkat, dan perlindungan ekologi serta larangan penangkapan ikan juga mencapai hasil memuaskan. (*)

Lalu bagaimana dengan di Indonesia?

Sudah sejak lama Indonesia dikenal sebagai rumah bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan termasuk beragam jenis ikan. Bersama-sama, tumbuhan dan hewan tersebut menjaga keseimbangan ekosistem alam yang menopang kehidupan manusia.

Tak banyak yang tahu, Indonesia juga merupakan rumah bagi beberapa spesies ikan purba yang telah ada sejak jutaan tahun lalu.

Keberadaan ikan purba ini dapat ditemui di beberapa wilayah di Indonesia. Pemerintah Indonesia memberikan perhatian khusus agar ikan-ikan purba ini tetap lestari di perairan Indonesia. Berikut adalah beberapa spesies ikan purba yang masih hidup di Indonesia.

1. Ikan Coelacanth

https://www.goodnewsfromindonesia.id/uploads/images/2020/11/1304312020-Ikan-1.jpg\

Ikan Coelacanth (Latimeria menadoensis) diduga sudah ada sejak era Devonian atau sekitar 380 juta tahun silam, dan hingga kini bentuknya tidak berubah. Coelacanth merupakan ikan purba yang berasal dari sebuah cabang evolusi tertua yang masih hidup dari ikan berahang.

Sebelumnya, ikan tersebut sempat diperkirakan sudah punah sejak akhir masa Cretaceous 65 juta tahun lalu. Tapi kemudian ternyata ikan ini ditemukan masih hidup.

Coelacanth hidup di perairan Afrika Selatan dan perairan Indonesia timur. Di Indonesia, ikan purba Coelacanth dapat ditemukan di perairan Talise, Minahasa Utara dan perairan Malalayang, Teluk Manado, Sulawesi Utara.

Habitat ikan Coelacanth berada pada kedalamanan lebih dari 180 meter dengan suhu maksimal 18 derajat Celsius. Di Indonesia, khususnya di sekitar perairan Manado dan Minahasa Utara, spesies ini oleh masyarakat lokal dinamai ikan raja laut.

2. Ikan Arwana

https://www.goodnewsfromindonesia.id/uploads/images/2020/11/1304312020-imagetools0.jpg\

Ikan Arwana (Scleropagus sp) merupakan salah satu ikan purba yang belum punah. Studi genetik dan temuan fosil menunjukkan, ikan ini setidaknya telah hidup di bumi sejak 220 juta tahun yang lalu.

Arwana termasuk ikan karnivor yang mendiami habitat sungai dan danau berair tenang. Ikan ini dapat ditemukan di Amazon, dan di beberapa bagian Afrika, Asia dan Australia.

Ikan arwana juga bisa ditemukan di perairan tawar Indonesia. Salah satu jenis Arwana adalah arwana super red yang merupakan ikan asli hulu Sungai Kapuas dan Danau Sentarum di Kalimantan Barat. Perairan ini merupakan wilayah hutan gambut yang menciptakan lingkungan primitif bagi ikan purba tersebut.

3. Ikan Arapaima

https://www.goodnewsfromindonesia.id/uploads/images/2020/11/1304322020-Ikan3.jpg\

Sekilas ikan ini mirip dengan ikan arwana. Arapaima Amazon dianggap sebagai ikan air tawar terbesar di dunia. Menurut deskripsi awal, bisa tumbuh sampai sampai 4,5 meter, tapi hingga saat ini, Arapaima besar seperti ini jarang ditemukan dan arapaima paling dewasa rata-rata berukuran 2 meter.

Dengan bentuk tubuh yang ramping dan efisien, sirip pada punggung dan daerah anal, serta ekor membuat arapaima menjadi perenang yang kuat. Bahkan, mereka dapat melompat keluar dari air dan memakan hewan lain seperti burung, belalang, katak, dan banyak lagi.

Salah satu ciri menarik dari ikan ini adalah menghirup oksigen dari udara agar bertahan hidup. Arapaimas tidak menimbulkan bahaya bagi manusia dan sering diburu untuk diambil dagingnya, sayangnya Arapaima sangat langka saat ini.

Ikan ini pernah ditemukan di sungai Indonesia yang diduga adalah ikan bawaan turis asing yg dilepaskan di sungai Indonesia dan dapat ditemukan di Museum Air tawar.

 

Komentar

Berita Lainnya