Kamis, 30 Januari 2025 9:24:46 WIB

Festival Musim Semi Tiongkok – Warisan Budaya Takbenda UNESCO dan sarana pertukaran budaya

Tiongkok

AP Wira

BEIJING, Radio Bharata Online - Festival Musim Semi, yang umumnya dikenal sebagai Tahun Baru Imlek, lebih dari sekadar perayaan yang meriah. Festival ini merupakan perwujudan nyata dari warisan budaya Tiongkok yang kaya. Diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, perayaan ini telah melampaui batas dan menjadi simbol global tradisi dan nilai-nilai Tiongkok.

Tahun Baru Imlek memiliki makna universal, karena merupakan waktu ketika keluarga berkumpul kembali, masyarakat memperkuat ikatan mereka, dan individu merenungkan tahun lalu sambil menantikan tahun berikutnya. Festival ini dirayakan dengan beragam adat istiadat, termasuk menyiapkan hidangan tradisional, menggantung lentera merah, dan pertunjukan meriah yang menampilkan tarian barongsai dan naga. Praktik-praktik ini, yang berakar kuat dalam sejarah, mencerminkan nilai-nilai harmoni, kemakmuran, dan pembaruan – nilai-nilai yang bergema di seluruh budaya.

Dirayakan di banyak kota di seluruh dunia, Festival Musim Semi menawarkan kesempatan bagi semua orang untuk merasakan pesona tradisi dan budaya Tiongkok.

Selama tujuh tahun terakhir, Institut Konfusius di Universitas Banja Luka, Bosnia dan Herzegovina, dengan bangga merayakan Festival Musim Semi, menyediakan platform unik untuk pertukaran budaya dan saling pengertian.

Di Banja Luka, kota terbesar kedua di negara itu, Institut Konfusius telah muncul sebagai pusat budaya, yang berbagi kegembiraan dan tradisi Festival Musim Semi dengan kota itu dan sekitarnya. Perayaan Festival Musim Semi ini menampilkan lokakarya kaligrafi dan melukis, upacara minum teh, serta pertunjukan musik dan budaya tradisional Tiongkok. Acara-acara ini tidak hanya memperkenalkan budaya Tiongkok kepada masyarakat setempat, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral.

Salah satu momen yang tak terlupakan adalah Gala Festival Musim Semi yang diadakan pada tahun 2022, yang menampilkan perpaduan tradisi Tiongkok dan Bosnia setempat. Para penampil dari kedua budaya berbagi panggung, melambangkan keharmonisan dan rasa saling menghormati yang mendefinisikan hubungan bilateral.

Dengan merayakan Festival Musim Semi, kita menghargai makna yang lebih luas dari Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Ini bukan hanya tentang melestarikan tradisi, tetapi lebih kepada membina dialog dan pemahaman antarbudaya.

Institut Konfusius kami tengah mempersiapkan diri dengan saksama untuk perayaan Tahun Ular yang akan datang. Program yang diperluas mencakup pengalaman kuliner, lokakarya interaktif, dan diskusi akademis tentang makna budaya dan sejarah festival tersebut. Acara-acara tersebut mencerminkan komitmen kami untuk memamerkan warisan budaya guna membangun hubungan dan menumbuhkan pemahaman di dunia yang semakin saling terhubung. Kami mengundang semua orang untuk bergabung dengan kami dalam merasakan keindahan tradisi kuno ini dan merangkul nilai-nilai yang diwakili oleh festival ini – keluarga, pembaruan, dan harmoni.

Institut Konfusius di Universitas Banja Luka juga menyelenggarakan kompetisi yang bertujuan untuk melibatkan kaum muda berusia 16 hingga 28 tahun untuk memamerkan interpretasi artistik mereka terhadap budaya Tiongkok menggunakan perangkat dan aplikasi digital. Mereka diundang untuk memadukan tradisi Tiongkok dengan tren teknologi modern dan membuat stiker atau filter GIF digital untuk media sosial, memotret lanskap perkotaan yang melambangkan ular dalam latar kontemporer, atau mendesain topeng virtual atau kreasi mode menggunakan aplikasi.

Penetapan Festival Musim Semi sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO merupakan pengakuan atas warisan abadi dan perannya dalam menghubungkan orang-orang lintas batas. Mari kita nantikan Tahun Ular, tahun kemakmuran dan pertumbuhan, seraya kita terus merayakan dan berbagi esensi budaya Tiongkok dengan dunia. [Shine]

Komentar