Senin, 25 Juli 2022 1:34:36 WIB
Gelombang Panas di Xinjiang Berisiko Timbulkan Banjir dan Rusak Pertanian
Tiongkok
Bagas Sumarlan
Musim panen kapas di Hami, di wilayah Xinjiang, China barat laut. (AFP via VOA INDONESIA)
Provinsi Xinjiang di China pada Sabtu (23/7/2022) memperingatkan adanya potensi akan lebih banyak terjadinya banjir bandang dan tanah longsor serta risiko bagi pertanian saat gelombang panas melanda kawasan itu. Hal tersebut dikhawatirkan mempercepat laju pencairan gletser dan menimbulkan bahaya bagi produksi kapasnya. China telah dihantam musim panas dengan suhu di atas normal sejak Juni. Beberapa ahli meteorologi menyalahkan perubahan iklim terkait fenoma itu. Cuaca yang terlalu panas telah mendorong meningkatkan permintaan listrik untuk mendinginkan rumah, kantor, dan pabrik. Di daerah pertanian, kekeringan telah menjadi perhatian.
\r\n
\r\nGelombang panas terbaru Xinjiang telah berlangsung lama dan meluas, kata Chen Chunyan, kepala ahli di Observatorium Meteorologi Xinjiang, kepada media pemerintah. Dia mengatakan cuaca ekstrem di selatan dan timur wilayah itu, yang luasnya dua kali lebih besar daripada ukuran Perancis, telah berlangsung selama sekitar 10 hari. Biro meteorologi Xinjiang memperbarui peringatan berbahayanya untuk wilayah tersebut - yang tertinggi dalam sistem peringatan panas tiga tingkat - pada Sabtu. Badan itu memperkirakan suhu di Kashgar, Hotan, Aksu, dan Bazhou dapat melebihi 40 derajat Celsius selama 24 jam berikutnya. "Suhu tinggi yang terus-menerus telah mempercepat pencairan gletser di daerah pegunungan, dan menyebabkan bencana alam seperti banjir bandang, tanah longsor, dan tanah longsor di banyak tempat," kata Chen.
\r\n
\r\nWilayah Xinjiang sebagian besar berbentuk gurun. Selain itu juga memiliki sejumlah barisan pegunungan yang panjang di sepanjang perbatasannya, termasuk pegunungan Tian Shan, Pamirs, pegunungan Kunlun, dan Karakoram, yang menjadi semakin populer bagi turis China di tengah pembatasan perjalanan internasional selama Covid-19. Gelombang panas seperti itu juga dapat berdampak pada tanaman, terutama kapas, kata Chen. Produksi kapas Xinjiang menyumbang sekitar 20 persen kapas dunia, tanaman yang menyukai air.
\r\n
\r\nhttps://www.kompas.com/global/read/2022/07/25/080100770/gelombang-panas-di-xinjiang-berisiko-timbulkan-banjir-dan-rusak-pertanian
Komentar
Berita Lainnya
Xi Jinping: Biar Semua Orang Lansia Mempunyai Kehidupan Masa Tua Yang Berbahagia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:14:40 WIB
Hasil Studi Ilmuwan Tiongkok, Minum Teh Setiap Hari Turunkan Risiko Diabetes Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:21:52 WIB
Tiongkok Produksi Kereta Api Hibrid yang BebasPolusi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB
Tiongkok Perkirakan Jual 68,5 Juta Tiket Kereta Selama Libur Hari Nasional Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:42:10 WIB
Tiongkok: Perlu Bersama Lindungi Fasilitas Infrastruktur Lintas Negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB
Padi Hemat Air Bantu Petani Panen Melimpah di Tengah Kekeringan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB
Lanjutkan Balapan di Musim 2023, Zhou Guanyu Ingin Bawa Semangat dan Budaya Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB
Tiongkok Larang Rokok Elektrik Rasa Buah dalam Peningkatan Regulasi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:14:12 WIB
Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB
Setengah komunitas pedesaan di Tiongkok tercakup layanan perawatan lansia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:49:6 WIB
Guangzhou: Gerbang maritim Tiongkok ke dunia sejak zaman kuno Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:10:22 WIB
Tiongkok kalahkan Slovenia dan AS di Kejuaraan Tenis Meja Beregu Dunia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:20:34 WIB
Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB
Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB
Sinopec Tiongkok ingin hapus daftar ADS dari London Stock Exchange Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:50:46 WIB