Rabu, 22 Juni 2022 3:20:32 WIB

Negara G20 Siapkan Rp 16 T Buat Ancaman Pandemi Baru, RI Rogoh Rp 735 M
Tiongkok

Agsan

banner

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Rengga Sancaya

Jakarta - Para negara anggota G20 sepakat mengamankan dana US$ 1,1 miliar atau Rp 16,17 triliun (kurs Rp 14.700) yang merupakan Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF). Dana itu diamankan untuk kesiapsiagaan, pencegahan, dan penanggulangan pandemi (PPR) di masa mendatang.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara 1st G20 Joint Finance and Health Ministers' Meeting (JFHMM) di bawah Kepresidenan G20 Indonesia. Dari jumlah itu, Indonesia menyumbang US$ 50 juta atau setara Rp 735 miliar.

"Dengan senang hati saya sampaikan bahwa komitmen kontribusi sejumlah hampir US$ 1,1 miliar telah diamankan untuk FIF guna pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. Angka tersebut sudah termasuk kontribusi sebesar US$ 50 juta dari Indonesia," kata Sri Mulyani secara virtual Selasa (21/6/2022) malam.

Dana tersebut merupakan bentuk komitmen dari negara anggota G20. Mekanisme FIF merupakan pembiayaan multilateral baru yang didedikasikan untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan PPR pandemi.

Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 menyambut baik perkembangan yang telah dicapai dalam pembentukan FIF yang ditempatkan di Bank Dunia selaku Wali Amanat. Tata kelola serta pengaturan operasional FIF akan terus dibahas jelang rencana pengumuman formal pembentukannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para Pemimpin G20 pada November 2022.

Hasil JFHMM ini akan menjadi bagian diskusi Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di Juli mendatang dan ditindaklanjuti pada Joint Finance and Health Task Force (JFHTF) selanjutnya dalam rangka menuju JFHMM ke-2 yang akan diselenggarakan pada November 2022.

"Dewan bank akan bertemu pada Juni (tanggal) 30. Pada saat itu jika disetujui oleh dewan, maka FIF ini akan mulai beroperasi," kata Sri Mulyani.

Beberapa menteri meminta tambahan elemen penting dalam FIF yakni memperkuat kolaborasi antar menteri keuangan dan menteri kesehatan negara G20, maupun antar negara maju dan negara berkembang. Penggunaan sumber daya FIF juga diminta agar tidak hanya didominasi oleh negara pendiri dan kontributor, namun juga negara penerima yang membutuhkan dana tersebut.

"Yang paling penting adalah inklusivitas sehingga upaya kita dapat digabungkan antara Kementerian Keuangan dan Kesehatan, serta antara negara maju dan berkembang. Hanya dengan begitu, kita dapat secara efektif siap mengatasi pandemi global berikutnya bersama-sama," ujar Sri Mulyani.

Senada, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut sejak dibentuk Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan G20 telah membuat kemajuan dalam mendorong aksi kolektif untuk menanggapi pandemi dan berkontribusi menuju Arsitektur Kesehatan Global yang lebih kuat.
"Saya yakin bahwa bersama-sama kita akan mencapai hasil nyata pada Oktober, termasuk pembentukan FIF dan kolaborasi platform koordinasi," imbuhnya.

Budi Gunadi menekankan tujuan khusus FIF yaitu untuk meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi secara global. Kemudian langkah penting selanjutnya adalah menentukan prioritas investasi FIF.

"Pandemi ini telah menyadarkan kita akan pentingnya kesehatan dan ekonomi, saling ketergantungan antara keduanya. Hari ini menandai kemajuan penting dari sinergi yang lebih kuat antara sektor keuangan dan kesehatan untuk mencegah, mempersiapkan, dan menanggapi pandemi di masa depan. Mari kita lanjutkan kemitraan penting ini untuk menciptakan kesehatan dan kemakmuran bagi semua," tandas Budi Gunadi.

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6140329/negara-g20-siapkan-rp-16-t-buat-ancaman-pandemi-baru-ri-rogoh-rp-735-m.

 

Komentar

Berita Lainnya