Minggu, 12 Maret 2023 10:24:30 WIB
Pakar Spanyol Pertanyakan Langkah-langkah untuk Larang TikTok
International
Adelia - Radio Bharata Online
(Xinhua)
Radio Bharata Online - Pelarangan potensial terhadap TikTok, sebuah platform media sosial milik raksasa teknologi China ByteDanc, yang diajukan oleh anggota parlemen Amerika Serikat (AS) dengan alasan masalah keamanan nasional "jelas" bermotivasi politik, demikian disampaikan seorang pakar Spanyol.
"Jelas ada kampanye politik terhadap TikTok karena itu adalah perusahaan China, itu tampak jelas bagi saya," kata Carme Ferre-Pavia, profesor studi komunikasi di Universitas Otonomos Barcelona (Autonomous University of Barcelona), kepada Xinhua dalam wawancara pada Jumat (10/3).
Ferre-Pavia mengatakan dia tidak melihat perbedaan karakteristik antara TikTok dan Facebook maupun WhatsApp.
"Yang saya lihat adalah ancaman kebocoran ada di mana-mana," jelas sang profesor.
Ferre-Pavia menunjukkan bahwa jika ada kekhawatiran kebocoran informasi rahasia dari perangkat resmi atau pemerintah, semua aplikasi media sosial mungkin harus dilarang dari pertemuan atau lingkungan tertentu, tanpa harus menuding TikTok secara tidak adil.
TikTok menjadi salah satu aplikasi media sosial dengan pertumbuhan tercepat di dunia, terutama di kalangan anak muda.
Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk melarang aplikasi itu yang diluncurkan oleh para senator AS, yang mengatakan aplikasi tersebut menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional, pekan lalu didukung oleh Gedung Putih, yang memerintahkan agar TikTok dihapus dari perangkat yang dirilis pemerintah.
Bulan lalu, staf di Komisi Eropa diperintahkan untuk menghapus aplikasi TikTok dari ponsel dan perangkat mereka guna "melindungi data dan meningkatkan keamanan dunia siber". Otoritas pemerintah di Kanada segera menyusul.
TikTok merespons dengan mengumumkan langkah-langkah keamanan baru untuk melindungi informasi pengguna dalam sebuah rencana yang dikenal sebagai "Project Clover", di mana data pengguna akan disimpan di server di Eropa, sementara setiap transfer data di luar Eropa akan diperiksa oleh perusahaan teknologi informasi pihak ketiga.
Proyek serupa yang menelan biaya lebih dari 1,5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.438) sedang berlangsung di Amerika Serikat (AS) karena ByteDance bertekad merestrukturisasi cara perusahaan tersebut melindungi data 100 juta pengguna AS dalam kemitraan dengan grup perangkat lunak cloud AS, Oracle.
"Saya tidak berpikir Eropa harus sejalan untuk menentang TikTok," ujar Ferre-Pavia, "Para anggota parlemen Eropa yang melarang TikTok bagi saya tampaknya bukan respons yang tepat atau proporsional," imbuh Ferre-Pavia.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB