Senin, 21 November 2022 11:38:38 WIB

Utusan Iklim Tiongkok : Negara-negara Maju Wajib Sumbangkan Dana 'Kehilangan dan Kerusakan'
International

Endro - Radio Bharata Online

banner

Utusan Khusus Tiongkok untuk Perubahan Iklim Xie Zhenhua berpidato di KTT Implementasi Iklim di COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir, 8 November 2022. /Xinhua

SHARM EL SHEIKH, Radio Bharata Online - Utusan Khusus Tiongkok untuk Perubahan Iklim Xie Zhenhua Sabtu (19/11), menyerukan negara-negara maju berkewajiban untuk berkontribusi pada dana "kerugian dan kerusakan" berdasarkan Perjanjian Paris yang pernah dibentuk, untuk membantu negara-negara berkembang memerangi perubahan iklim.

Istilah "kerugian dan kerusakan" dalam negosiasi iklim PBB mengacu, pada biaya yang telah dikeluarkan akibat dampak perubahan iklim, seperti naiknya permukaan air laut atau gelombang panas yang ekstrem. Sedangkan bagi negara berkembang dapat menyumbang dana secara sukarela.

Xie Zhenhua mangatakan hal itu saat menghadiri sesi ke-27 Konferensi Para Pihak (COP27) untuk Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), di resor Sharm el-Sheikh di Laut Merah Mesir.

Mengenai masalah pendanaan kerugian dan kerusakan, Xie yang secara khusus mewakili Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan, Tiongkok menyambut baik dimasukkannya topik tersebut dalam agenda COP27 untuk pertama kalinya, sebagai tanggapan atas permintaan negara-negara berkembang, dan menggambarkannya sebagai "kemajuan besar ."

Utusan itu mencatat bahwa Tiongkok telah lama mendukung negara-negara berkembang lainnya, dalam perjuangan mereka melawan perubahan iklim melalui kerja sama Selatan-Selatan, dan Belt and Road Initiative.

Tiongkok telah membantu negara-negara berkembang dalam membangun sistem peringatan dini, membangun zona demonstrasi rendah karbon, dan melatih pejabat dan tenaga teknis untuk meningkatkan kapasitas mereka menghadapi perubahan iklim, dan mengembangkan energi terbarukan.

Memperhatikan bahwa penerima dana kerugian dan kerusakan harus negara-negara berkembang, Xie mengatakan karena besarnya dana tersebut, maka harus didistribusikan terlebih dahulu ke negara-negara yang paling rentan dan sangat membutuhkan.

Utusan Tiongkok juga meminta semua pihak untuk mengikuti prinsip-prinsip UNFCCC dan Perjanjian Paris, termasuk prinsip ekuitas, tanggung jawab bersama tetapi berbeda, dan kemampuan masing-masing.

Xie mendesak negara-negara maju untuk memimpin pengurangan emisi mereka secara substansial, dan memberikan dukungan keuangan dan teknis kepada negara-negara berkembang, untuk meningkatkan kemampuan mereka memerangi perubahan iklim. (Xinhua)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner