Sabtu, 22 Januari 2022 7:13:9 WIB

Konglomerat Tiongkok Wajib Mensejahterakan Masyarakat Miskin
Tiongkok

Tian Lathuny

banner

Ilmupengetahuan.com

Dalam tiga dekade terakhir banyak miliarder bermunculan di Tiongkok, hal ini yang membuat rezim komunis ingin para pengusaha lebih giat menyumbangkan kekayaannya untuk masyarakat miskin.

Presiden Xi Jinping menyerukan peningkatan redistribusi kekayaan negara dan penyesuaian terhadap pendapatan pengusaha yang berpenghasilan tinggi. Pengusaha sukses dikatakan wajib “membalas budi” kepada rakyat. Tujuannya agar seluruh lapisan masyarakat Tiongkok hidup sejahtera.

Partai komunis kini tak lagi mengejar target pertumbuhan ekonomi, sehingga crazy rich akan diwajibkan membantu pemerintah mencapai tujuan barunya, seperti keadilan sosial dan keamanan nasional.

Pengusaha swasta di Tiongkok akan menghadapi tekanan politik untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada partai karena legitimasi mereka tak lagi hanya dibangun dengan kemampuan mewujudkan pembangunan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

Reformasi ekonomi yang dimulai pada 1980-an secara drastis meningkatkan standar hidup rata-rata di Tiongkok, tapi otomatis memperlebar kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin. Karena hingga kini, Tiongkok memiliki lebih dari 1.000 miliarder selama enam tahun terakhir.

Sejumlah pelaku bisnis sudah mulai membumi dan berjanji mematuhi segala perintah demi memenangkan hati partai komunis. Tencent berjanji akan mengucurkan 50 miliar yuan atau setara 111 triliun rupiah untuk mendanai beberapa program utama pemerintah, seperti pembangunan desa, kesetaraan pendidikan dan peningkatan layanan kesehatan.

Baru-baru ini, perusahaan elektronik Xiaomi, platform jasa pengantar makanan Meituan, dan perusahaan induk Tiktok Bytedance turut menjanjikan sumbangan bersama senilai miliar dolar untuk program sosial.

Video: https://www.tiktok.com/@bharataonline/video/7050496890831392026?is_from_webapp=1&sender_device=pc&web_id7054050301452453377

Komentar

Berita Lainnya