Rabu, 23 Oktober 2024 10:32:34 WIB
KTT BRICS Dimulai Di Kazan
International
Endro
Perdana Menteri India Narendra Modi, kedua dari kanan, tiba di bandara Kazan untuk menghadiri KTT BRICS, yang diselenggarakan oleh kota Rusia barat daya tersebut dari tanggal 22 hingga 24 Oktober 2024 [Handout/brics-russia2024.ru via AFP]
KAZAN, Radio Bharata Online - Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi tuan rumah KTT BRICS tahunan, yang dimulai pada hari Selasa, di kota Kazan, Rusia barat daya.
Kelompok ini dimulai pada tahun 2006, saat Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok bertemu untuk pertemuan puncak BRIC pertama pada tahun 2009. Afrika Selatan bergabung setahun kemudian.
Tujuan aliansi ini adalah untuk menantang monopoli ekonomi dan politik Barat. BRICS menetapkan prioritas dan berdiskusi sekali setiap tahun dalam pertemuan puncak, yang diselenggarakan secara bergiliran oleh para anggotanya. Pertemuan puncak di Kazan tahun ini merupakan yang ke-16.
Pada tahun 2023, BRICS memberikan undangan untuk menyertakan Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab setelah negara-negara ini mengajukan keanggotaan. Arab Saudi belum bergabung secara resmi, tetapi negara-negara lain telah bergabung.
Undangan juga diberikan kepada Argentina pada waktu yang sama, tetapi negara Amerika Selatan itu menolaknya setelah Presiden Javier Milei berkampanye, dengan janji bahwa ia akan memperkuat hubungan dengan Barat.
Kali ini, dua lusin pemimpin dunia menghadiri pembukaan pertemuan puncak pada hari Selasa, diantaranya termasuk Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Tiongkok Xi Jinping, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
Presiden UEA Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, dan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed juga telah tiba di Kazan untuk menghadiri pertemuan puncak tersebut.
Para pemimpin beberapa negara lain yang telah menunjukkan minat untuk mempererat hubungan dengan BRICS juga berpartisipasi, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh.
Tema dan isu utama yang menyatukan anggota BRICS adalah kekecewaan mereka terhadap lembaga-lembaga tata kelola global yang dipimpin Barat, terutama dalam hal ekonomi.
Sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia setelah invasinya ke Ukraina pada tahun 2022, telah membuat banyak negara di belahan bumi selatan khawatir, bahwa Barat dapat mempersenjatai alat-alat keuangan global untuk melawan mereka. (Al Jazeera)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB