Selasa, 16 Februari 2021 8:30:42 WIB

Penundaan Larangan WeChat dan TikTok di AS Tanda Pulih Hubungan Tiongkok-AS
Teknologi

Adelia Astari

banner

Tiktok & WeChat - Image from People Daily

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menunda larangan penggunaan aplikasi Tiongkok, WeChat, dinilai pengamat sebagai tanda positif, pemulihan hubungan Tiongkok-AS. Demikian dialnsir dari People Daily (13/02/21).

"Pidato publik baru-baru ini oleh Biden dan percakapan telepon antara presiden Tiongkok dan AS pada hari Kamis telah menunjukkan tanda-tanda positif dari pemisahan antara kedua negara. Penangguhan tersebut mencerminkan filosofi pemerintahan pemerintahan Biden serta penyangkalan 'warisan politik' Trump," sebut Hu Qimu, kepala peneliti di Institut Riset Ekonomi Sinosteel pada Global Times pada Jumat (12/2/2021).

Li Haidong, profesor di Institut Hubungan Internasional Universitas Urusan Luar Negeri Tiongkok di Beijing pun turut mengatakan, "penangguhan proses peradilan menunjukkan bahwa pemerintahan Biden mengevaluasi kembali dan mempertimbangkan kembali kebijakan Tiongkok, meskipun suasana "persaingan" sudah ditetapkan."

"Masih harus dilihat apakah larangan itu akan dicabut, atau dilanjutkan - yang akan mencerminkan taktik konkret yang akan diterapkan pemerintahan Biden untuk bersaing dengan Tiongkok", sambung Li.

"Saat Administrasi Biden dimulai, Departemen Perdagangan telah memulai peninjauan atas tindakan lembaga tertentu yang baru-baru ini muncul, termasuk larangan Sekretaris terkait aplikasi seluler WeChat yang dipermasalahkan dalam banding ini," menurut sebuah laporan pengajuan oleh Kehakiman AS.

Pengajuan tersebut menambahkan bahwa pemerintahan Biden "tetap berkomitmen untuk mempertahankan keamanan nasional yang kuat serta memastikan kelangsungan ekonomi AS dan menjaga hak individu serta privasi data."

Adapun selain menunda proses pelarangan WeChat pada Kamis (11/2/2021), pemerintahan Biden sebelumnya juga menunda pelarangan TikTok pada Rabu (10/2/2021) dalam pengadilan yang berbeda. Pada tanggal 26 Januari, sebuah aturan yang mengharuskan institusi pendidikan di As untuk mempublikasikan kerja sama mereka dengan Institut Konfusius Tiongkok juga dihentikan.

Akan tetapi, para pengamat juga memperingatkan bahwa masih terlalu dini bagi Tiongkok untuk melonggarkan kewaspadaan terkait isu ini dan perusahaan teknologi Tiongkok harus selalu siap menghadapi potensi risiko politik dan tindakan keras.

Berkenaan dengan ini, Wang Peng, asisten profesor di Gaoling School of Artificial Intelligence Renmin University of Tiongkok menjelaskan, meski tindakan ini adalah sinyal yang sangat positif untuk hubungan bilateral dan perdagangan, namun Biden saat ini melihat Tiongkok sebagai 'pesaing paling serius' AS. Sehingga, tidak seharusnya Tiongkok mengharapkan AS untuk memberikan Tiongkok lingkungan pembangunan yang mudah di masa depan, baik terkait penelitian dan pengembangan maupun rantai pasokan global.

Karenanya, menurut Wang, meski ini adalah "peluang strategis" yang sangat langka bagi perusahaan teknologi tinggi Tiongkok di AS, perusahaan Tiongkok tetap harus berpandangan ke depan karena masih terlalu dini untuk merayakan larangan dan pembatasan AS yang dikurangi atau tertunda. Tidak hanya risiko politik, isu keamanan, bisnis, dan perkembangan sosial lokal harus dipertimbangkan.

Wang menambahkan, perusahaan Tiongkok tersebut harus kreatif, masuk akal, dan patuh jika ingin melindungi hak dan kepentingan mereka secara sah, baik melalui hukum maupun cara non-pemerintah, seperti lobi bersama dengan komunitas lokal yang memiliki kepentingan yang beririsan. (*)

Alifa Asnia/Penerjemah

Esy Gracia/Penulis


Sumber: https://bolong.id/eg/0221/penundaan-larangan-wechat-dan-tiktok-di-as-tanda-pulih-hubungan-china-as

Komentar

Berita Lainnya

Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi

Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB

banner
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi

Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB

banner
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi

Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB

banner
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi

Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB

banner