Selasa, 10 Januari 2023 8:50:48 WIB
AS Sebaiknya Tidak Remehkan Tiongkok dalam Hal Penanggulangan Pandemi
Indonesia
CRI online
Pemeriksaan kesehatan lansia di Tiongkok [CRI]
BEIJING, Radio Bharata Online - Sejak hari Minggu kemarin (8/1), Tiongkok secara resmi menurunkan tingkat penanganan COVID-19 dari Kelas A menjadi Kelas B, serta tidak lagi mengambil tindakan karantina terhadap personil dan komoditi yang masuk wilayah Tiongkok. Perjalanan warga negara Tiongkok yang berwisata ke luar negeri pun pulih secara teratur. Berdasarkan data statistik platform pariwisata, jumlah pemesanan tiket pada hari Senin (8/1) kemarin sudah mencapai puncaknya sejak bulan Maret tahun 2020.
Tiongkok sudah mempersiapkan diri selama 3 tahun demi tibanya hari itu. Melalui perjuangan yang susah payah, Tiongkok secara inisiatif menyesuaikan kembali kebijakan penanggulangan wabah COVID-19 berdasarkan perubahan situasi, yang bermanfaat untuk mengoordinasikan penanggulangan epidemi dan perkembangan ekonomi dan sosial secara lebih baik, serta memudahkan perjalanan personel dalam dan luar negeri.
Namun sejumlah politikus dan media Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya mendesak Tiongkok agar melonggarkan kebijakan penanggulangan pandeminya, kini malah balik menyerang kebijakan baru Tiongkok, dan secara khusus mengambil tindakan pembatasan terhadap turis asal Tiongkok yang memasuki wilayahnya. Perbuatan standar ganda yang munafik tersebut telah mengungkapkan pikiran gelapnya terhadap prestasi Tiongkok dalam penanggulangan pandemi.
Selama 3 tahun ini, Tiongkok selalu secara inisiatif melawan Covid-19 dengan protokol kesehatannya yang konsisten dan fleksibel, telah memenangkan periode jendela yang sangat berharga seperti patogenesis varian virus Covid-19 yang terus menurun, litbang obat-obatan, khususnya dikeluarkannya obat tradisional Tiongkok, dan vaksinasi massal. Sejauh ini, tingkat vaksinasi Covid-19 seluruh warga negara Tiongkok melampaui 90%, jumlah vaksin yang disuntikkan secara akumulatif tercatat 3,48 miliar dosis, dengan demikian telah membangun tembok imunitas yang kuat.
Tiongkok sudah memenangkan inisiatif strategis dan menciptakan kondisi yang optimal dalam mempertahankan kebijakan penanggulangan pandeminya. Setelah melewati uji coba pandemi Covid-19 yang berlangsung 3 selama tahun, Tiongkok telah menyempurnakan sistem pengendalian penyakit, serta meningkatkan cadangan sumber daya pengobatan dan medis terhadap kasus parah. Sementara itu, kesadaran kesehatan masyarakat Tiongkok telah meningkat secara nyata, kemampuan perlindungan pribadi pun berangsur-angsur meningkat. Hal-hal tersebut telah menciptakan kondisi yang baik bagi penyesuaian kembali penanggulangan pandemi Tiongkok. Saat ini, Tiongkok sedang mengalami periode pergantian kebijakan penanggulangan pandemi, dan tak dapat dihindari akan munculnya beberapa masalah. Tapi berdasarkan evaluasi sains, situasi pandemi Tiongkok secara keseluruhan dapat dikendalikan. Sementara itu, upaya penanggulangan pandemi Tiongkok selama 3 tahun ini telah mencapai hasil yang menonjol, sehingga pencegahan dan pengendalian pandemi Tiongkok memasuki tahap baru yang bermanfaat bagi rehabilitasi ekonomi dunia.
Sebaliknya, 3 tahun yang lalu juga, pemerintah AS bersikap negatif dan kelabakan menghadapi pandemi, kerap kali melewatkan periode jendela penanggulangan pandemi. Berbagai negara bagian dan pemerintah federal AS saling bertentangan, kedua partai politik saling bertarung, sehingga AS tidak dapat membentuk kekuatan untuk bersatu menanggulangi pandemi, masyarakat pun bingung atas hal tersebut. Khususnya di bawah hasutan sejumlah politikus, emosi masyarakat AS yang anti sains dan tidak rasional terus menyebar, mengakibatkan penyebaran virus semakin serius. Dapat dikatakan bahwa bencana pandemi yang diderita AS tidak hanya diakibatkan oleh alam, namun diakibatkan dari lumpuhnya kebijakan kesehatan publik dan sistem politiknya sendiri.
Dewasa ini, masyarakat AS sedang dilanda sejumlah varian virus yang sedang menyebar di dalam negeri. Sementara itu, politikus AS bukannya introspeksi terhadap kegagalannya sendiri malah memfitnah dan mencela prestasi yang dicapai Tiongkok dalam penanggulangan pandemi, serta terus mengalihkan konflik dengan mempolitisasi pandemi. Pertunjukkan demikian sangat buruk dan niat tersebut sangat tidak terpuji.
Komentar
Berita Lainnya
Inflasi September 2022 1,17 Persen, Tertinggi Sejak Desember 2014 Indonesia
Selasa, 4 Oktober 2022 14:34:54 WIB
HUT ke-77 TNI, Jokowi Beri Tanda Kehormatan Bagi Tiga Prajurit TNI Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:4:36 WIB
Naik-Turun Bus TransJakarta Wajib Tempel Kartu, Saldo Minimum Rp5.000 Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:12:43 WIB
BMKG Minta Warga Waspada Gelombang 2,5 Meter di Empat Wilayah Laut NTT Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:33:18 WIB
Presiden Ingatkan TNI untuk Selalu Siap Hadapi Tantangan Geopolitik Global Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 14:31:19 WIB
Mesir Gelar Kegiatan Interaktif Belajar Bahasa Mandarin Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB
Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB
Pertemuan P20 di Buka Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB
Seluruh Biaya Perawatan Korban Kanjuruhan DItanggung Pemkab Malang Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB
Direktur PT Liga Indonesia Baru Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB
Kronologi Tragedi Kanjuruhan, 11 Tembakan Gas Air Mata Dilepaskan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB
Jokowi Minta Dewan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Kelola Dana dengan Hati-Hati Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
Sekjen PBB Prihatin Atas Insiden Penembakan di Thailand Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 15:55:21 WIB
Kirab Kebangsaan Merah Putih di Kota Pekalongan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 16:3:8 WIB
Mahfud Md Tidak Mempermasalahkan Media Asing Investigasi Tragedi Kanjuruhan Indonesia
Sabtu, 8 Oktober 2022 8:53:51 WIB