Senin, 7 Maret 2022 9:13:57 WIB

Geliat Industri Kendaraan Energi Baru di Indonesia dan Tiongkok
Tiongkok

Adelia Astari

banner

Panel surya terpasang pada atap area parkir kendaraan di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/1/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Penjualan mobil listrik di seluruh dunia terus melaju kencang sejak tahun 2016-2017. Mengutip laporan dari International Energy Agency tahun 2016, jumlah kendaraan listrik di dunia melebihi 2 juta unit. Sekitar 750 ribu unit di antaranya adalah mobil yang baru dan hampir separuhnya ada di Tiongkok.

Diketahui di Tiongkok, mobil listrik yang paling banyak dibeli adalah merek dari produksi lokal, merek lokal ternyata lebih laris dibandingkan Tesla dan Nissan. Pada tahun 2020 yang lalu, Tiongkok telah  menargetkan ada lima juta kendaraan listrik yang beredar di jalanan. Minat pembelian mobil listrik di Tiongkok ini didasari kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan energi terbarukan.

Selain itu hal ini juga dipicu oleh komitmen negara-negara G20 dalam Kesepakatan Paris, yang mendorong Tiongkok  untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih.

Pengembangan kendaraan energi baru adalah langkah strategis Tiongkok untuk menghadapi perubahan iklim dan mempromosikan pembangunan hijau. Pertemuan Politbiro Komite Sentral CPC baru-baru ini menyerukan dukungan untuk percepatan pengembangan kendaraan energi baru.

Meskipun menghadapi banyak tantangan industri kendaraan energi baru, Tiongkok terus beradaptasi dengan tren peningkatan industri dan tuntutan baru konsumsi hijau. Industri mobil energi baru Tiongkok saat ini telah memasuki tahap perkembangan yang dipercepat.

Menurut data dari Asosiasi Produsen Mobil Tiongkok, dari Januari hingga Juni tahun 2021 yang lalu, produksi dan penjualan kendaraan energi baru meningkat dua kali lipat dari tahun ke tahun.

Kendaraan energi baru adalah integrasi komprehensif teknologi informasi dan sistem manufaktur yang menjadi tren umum pengembangan industri, dan tumpuan penting untuk energi baru.

Akhirnya, setelah bertahun-tahun industri mobil energi baru Tiongkok telah secara signifikan meningkatkan tingkat teknologinya, sistem industrinya menjadi semakin lengkap, serta meningkatkan daya saing perusahaan.

Energi baru menjadi kunci transformasi industri mobil di Tiongkok. Hal ini akan membuka peluang adanya peningkatan terus-menerus dari jumlah kendaraan energi baru yang akan memberikan kontribusi bagi industri mobil untuk mencapai tujuan emisi karbon.

Menurut Asosiasi Produsen Mobil Tiongkok bahwa pada akhir Mei 2021 yang lalu, kepemilikan kendaraan energi baru di Tiongkok adalah sekitar 5,8 juta unit kendaraan, jumlah ini setara dengan 50% dari total kendaraan energi baru secara global. Dan pada saat yang sama, fasilitas pendukung kendaraan energi baru Tiongkok menjadi semakin sempurna.

Pada April tahun 2021 lalu, di Tiongkok terdapat total 65.000 stasiun pengisian mobil listrik, lalu ada sebanyak 644 stasiun penggantian batterei, dan jaringan pengisian cepat ini telah ada di 176 kota. Lalu bagaimana dengan di Indonesia sendiri?

Secara umum, perkembangan dunia otomotif memang sangatlah pesat dan memunculkan berbagai mobil dengan berbagai spesifikasi baru. Salah satu varian mobil yang sedang berkembang dan mulai populer di Indonesia adalah varian mobil listrik yang ramah lingkungan.

Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk sangat besar, memiliki potensi pasar yang sangat luas. Pasar Indonesia sering disebut sebagai Emerging market karena perkembangan pasarnya terus meningkat dari waktu ke waktu.

Pasar mobil Indonesia memang kebanyakan masih diisi oleh mobil-mobil biasa yang menggunakan bahan bakar minyak atau fosil. Tentu dengan hadirnya mobil listrik menjadi terobosan baru yang bisa mengembangkan kembali pasar mobil di Indonesia.

Perkembangan mobil listrik di Indonesia, harus diakui  memang tidak terlalu cepat karena masih minimnya infrastruktur pengisian baterai untuk mobil listrik dan secara peminatan masyarakat belum terlalu tinggi. Hal ini sangat berpengaruh dari soal harga mobil listrik yang masih terbilang sangat mahal.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pemerintah sangatlah optimis dengan adanya program percepatan kendaraan bermotor listrik yang berbasiskan penggunaan baterai dan presiden optimis program ini bisa berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Hal itu menegaskan bahwa dua atau tiga tahun lagi mobil listrik bisa di produksi langsung di Indonesia dan akan bermunculan secara masif, mulai dari mobil yang harganya terjangkau sampai dengan mobil dengan teknologi yang lebih canggih.

Untuk merealisasikan program pemerintah tersebut, perkembangan produk nikel terus diperhatikan dan dipantau dengan ketat. Nantinya badan usaha milik negara atau BUMN dan investor akan didorong untuk mendirikan industri pengolahan produk nikel di Indonesia.

Indonesia akan menghentikan ekspor bahan mentah ke luar negeri dan saat ini bekerjasama dengan Tiongkok mendirikan pabrik pengolahannya di Indonesia. Dengan cara itu, maka perkembangan mobil listrik di Indonesia akan sangat cepat.

Tentunya rencana untuk mobil listrik Indonesia memang harus didukung oleh semua lapisan masyarakat, karena mobil listrik memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan mobil biasa, yaitu mobil ramah lingkungan yang membuat kondisi lingkungan di Indonesia semakin sehat.

Jika melihat tren perkembangan industri mobil energi baru saat ini sedang cukup baik, akan tetapi industri ini masih dalam masa kritis mendaki rintangan.

Melalui dukungan, kebijakan dan inovasi, industri kendaraan energi baru Tiongkok telah berkembang pesat. Rantai industri hulu hilir pada dasarnya telah terhubung. Namun, masih ditemukan masalah luar biasa seperti kemampuan inovasi yang lemah dalam teknologi inti utama dan masih tertinggal dalam pembangunan infrastruktur.

Terkait hal tersebut, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok menyatakan akan lebih memperkuat pengawasan kualitas kendaraan energi baru, mendorong integrasi lebih lanjut teknologi elektrifikasi kendaraan dan jaringan cerdas, meningkatkan berbagai layanan seperti pengisian bahan bakar dan parkir, meningkatkan tingkat elektrifikasi transportasi umum, dan secara efektif meningkatkan tingkat rantai industri pendukung dan mempromosikan pengembangan kendaraan energi baru yang berkualitas tinggi.

Menurut Asosiasi Produsen Mobil Tiongkok, tingkat penetrasi kendaraan energi baru di Tiongkok saat ini semakin meningkat, hal itu mendorong pasar otomotif  Tiongkok mengalami perubahan secara signifikan.

Kalau membahas tentang kendaraan listrik,  dalam beberapa tahun terakhir, kendaraan listrik ini telah  menjadi obrolan yang rasanya selalu menyenangkan untuk dibahas. Seakan membuat banyak orang merasa selangkah lebih dekat dengan masa depan yang bersih dan sehat.

Selain menggairahkan masyarakat dan penyuka otomotif, produsen otomotif dunia juga mulai membuat dan memasarkan kendaraan listrik secara massal untuk mobilitas sehari-hari.

Di Indonesia, kehadiran mobil listrik juga mulai dikenalkan. Sejumlah produsen dari Tiongkok memboyong mobil-mobil listrik mereka ke Indonesia, salah satunya adalah BYD,  belum lama ini perusahaan dari Indonesia telah bermitra dengan BYD Auto dari Tiongkok.

Menggunakan bantuan teknologi dari BYD Auto, perusahaan PT Vektor Mobiliti Indonesia. secara resmi kami membuka fasilitas industri khusus untuk manufaktur bus listrik yang pertama di Indonesia. Kerjasama ini tentunya kita berharap dapat mempercepat atau mengakselerasi pengembangan industri kendaraan listrik  di Indonesia.

Antusiasme ini pun disambut oleh pemerintah Indonesia dengan optimisme. Pemerintah telah membulatkan tekad untuk menjadi pemain utama di sektor ini demi mewujudkan target tahun 2025 penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) mencapai 23 persen.

Dalam pengembangan kendaraan listrik, baterai menjadi komponen utama yang berkontribusi pada sekitar 40 persen dari biaya total produksi kendaraan listrik. Indonesia memiliki potensi  kuat pada sektor ini.

Diketahui, Indonesia memiliki cadangan nikel sekitar 3 miliar ton atau setara dengan 23,7 persen cadangan dunia), lalu ada kobalt sekitar 480 juta ton, dan mangan sekitar 54 juta ton. Jika diolah hingga jadi produk hilir bisa naik hingga empat kali lipat. Karena itulah, Indonesia bakal jadi produsen baterai lithium terbesar nomor dua di dunia

Dan permintaan akan baterai akan segera meningkat pada kisaran tahun 2023-2024. Pertumbuhannya diprediksi dapat mencapai 12 persen pada 2025 dan 23 persen pada 2030. Hal ini akan jadi salah satu sumber penghasil terbesar devisa negara Indonesia nantinya,

Untuk mewujudkan target ini, Indonesia bisa belajar dari negara-negara lain yang sudah memproduksi, dan membuat ekosistem terpadu kendaraan listrik, salah satunya adalah Tiongkok.

Tiongkok telah membangun kebijakan dan strategi kendaraan listrik yang sistematis dan komprehensif demi peningkatan inovasi teknologi tersebut oleh warganya sendiri, bersama dengan penggunaannya oleh industri otomotif lokal.

Akhirnya, perkembangan teknologi otomotif saat ini sudah mulai terlihat berkembang pesat. Seiring dengan semakin tingginya kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup, orang-orang di berbagai negara pun kini lebih memilih untuk menggunakan kendaraan ramah lingkungan, seperti bertenaga listrik.

Komentar

Berita Lainnya