Sulawesi, Bharata Online - Industri rumput laut Indonesia telah berkembang pesat berkat kemitraan dengan Tiongkok yang mendukung investasi, teknologi, dan akses pasar.
Di Pulau Sulawesi, budidaya rumput laut telah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kini, budidaya rumput laut menjadi pintu gerbang untuk membawa produk lokal Indonesia ke pasar global.
"Pekerjaan ini membantu ribuan keluarga. Dulu kami tinggal di rumah panggung, sekarang kami tinggal di rumah bata. Anak-anak kami bisa kuliah. Semua ini berkat budidaya rumput laut. Sungguh luar biasa. Hidup kami telah berubah," kata Burhanuddin, seorang petani rumput laut.
Berkat kondisi geografis yang unik, budidaya rumput laut telah menjadi sumber pendapatan penting di pulau tersebut.
"Rumput laut dari Sulawesi sangat diminati di Tiongkok karena rumput laut ini hanya ditemukan di daerah tropis. Indonesia adalah salah satu produsen rumput laut tropis terbesar di dunia, dan kami memiliki kualitas terbaik," ujar Fatoni Sumariyo, Pakar dari Asosiasi Petani dan Pengusaha Rumput Laut.
Tiongkok adalah pembeli rumput laut terbesar Indonesia, dengan penggunaannya dalam makanan, kosmetik, dan farmasi mendorong permintaan. Kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok juga mencakup pembahasan mengenai standardisasi harga, yang krusial bagi petani kecil di Indonesia.
"Ke depannya, harapan kami bukan hanya ekspor bahan baku. Kami berharap kolaborasi dengan Tiongkok dapat mencakup pengolahan rumput laut lokal. Dengan demikian, industri ini menjadi lebih berkelanjutan bagi petani kami," ujar Sumariyo.
Kerja sama dengan Tiongkok diharapkan dapat memberdayakan perdagangan desa-desa pesisir dan memberikan akses bagi penduduk desa setempat terhadap peralatan, teknologi baru, harga yang lebih baik, dan daya saing yang lebih kuat di pasar internasional.