Minggu, 20 Juli 2025 20:7:48 WIB
Tank Israel Bombardir Satu-Satunya Gereja Katolik di Gaza, 3 Orang Tewas dan Puluhan Luka
Indonesia
Merdeka.com - AP Wira

Israel bom gereja di gaza (©Anadolu)
GAZA, Radio Bharata Online - Serangan militer Israel menghantam kompleks Gereja Katolik Keluarga Kudus (Holy Family Catholic Church), satu-satunya gereja Katolik di Gaza, menewaskan tiga orang dan melukai sedikitnya 10 orang lainnya, termasuk pastor paroki, Pastor Gabriel Romanelli.Gereja tersebut sedang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi — baik Kristen maupun Muslim — termasuk anak-anak penyandang disabilitas, ketika serangan terjadi.
Patriarkat Latin Yerusalem mengonfirmasi korban jiwa dalam sebuah pernyataan, menggambarkan serangan itu sebagai “serangan yang tampaknya dilakukan oleh tentara Israel yang menghantam Kompleks Keluarga Kudus pagi ini.”“Kami berdoa untuk peristirahatan jiwa mereka dan untuk diakhirinya perang yang biadab ini. Tidak ada yang bisa membenarkan penargetan terhadap warga sipil tak bersalah,” lanjut pernyataan tersebut.Menurut saksi mata, serangan itu disebabkan oleh tembakan tank Israel.
Pastor Romanelli, seorang imam asal Argentina yang pernah menerima panggilan harian dari Paus Fransiskus selama bulan-bulan awal perang, termasuk di antara korban luka.Rekaman dari Reuters menunjukkan dia dengan kaki kiri yang dibalut, berjalan tanpa bantuan. Paus Fransiskus mulai menghubungi Romanelli pada 9 Oktober 2023, hanya dua hari setelah perang Israel di Gaza dimulai, sebagai bentuk solidaritas dan dukungan spiritual.
Vatikan merilis pesan belasungkawa dari Paus Leo XIV, yang menyatakan bahwa beliau “sangat sedih mengetahui adanya korban jiwa dan luka-luka akibat serangan militer” dan kembali menyerukan gencatan senjata segera.Rumah Sakit Arab Al-Ahli menerima para korban luka.
Direktur sementara rumah sakit, Dr. Fadel Naim, melaporkan bahwa setidaknya dua korban dalam kondisi kritis, sementara korban lainnya termasuk seorang anak penyandang disabilitas, dua perempuan, dan seorang lansia.Militer Israel mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sedang “menyelidiki” insiden tersebut.
Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menyatakan bahwa "serangan Israel di Gaza juga telah menghantam Holy Family Church (Gereja Keluarga Kudus)", sebuah paroki di Kota Gaza yang sering dihubungi oleh mendiang Paus Fransiskus selama masa perang.
Meloni menegaskan, "Serangan terhadap penduduk sipil yang dilakukan oleh Israel selama berbulan-bulan tidak dapat diterima," melalui sebuah unggahan di X. Ia juga menambahkan, "Tidak ada tindakan militer yang dapat membenarkan perilaku seperti itu."
Dari lebih dari dua juta penduduk yang ada di Jalur Gaza, hanya sekitar 1.000 orang yang beragama Kristen. Kebanyakan dari mereka beraliran Ortodoks, namun menurut informasi dari Patriarkat Latin, terdapat sekitar 135 umat Katolik di daerah tersebut. Sejak perang yang dimulai pada Oktober 2023, banyak anggota komunitas Katolik yang mencari perlindungan di kompleks Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza, dan beberapa umat Kristen Ortodoks juga telah berlindung di tempat yang sama.
Paus Fransiskus secara konsisten menyerukan agar perang segera dihentikan. Dalam pesan Paskah terakhirnya, yang disampaikan sehari sebelum beliau wafat pada 21 April, beliau mengutuk "situasi kemanusiaan yang menyedihkan" yang terjadi di wilayah Palestina. Selain itu, Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, pada hari Kamis (17/7), juga mengutuk "tindakan serius terhadap tempat ibadah Kristen". Ia menambahkan, "Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada Pastor Romanelli, yang terluka dalam serangan itu," dalam sebuah kicauan di X.
Monsignor Pascal Gollnisch, yang merupakan kepala badan amal Katolik l'Oeuvre d'Orient, menyatakan kepada AFP bahwa serangan tersebut "sama sekali tidak dapat diterima". Ia menegaskan, "Ini adalah tempat ibadah. Ini adalah gereja Katolik yang dikenal karena sikap damainya, karena menjadi pembawa damai. Mereka adalah orang-orang yang melayani masyarakat," kata Gollnisch. Ia menambahkan, "Tidak ada tujuan strategis, tidak ada militan di gereja ini. Ada keluarga, ada warga sipil. Ini sama sekali tidak dapat diterima dan kami mengutuk sekeras-kerasnya sikap Israel ini."
Perang yang telah berlangsung lebih dari 21 bulan telah menciptakan kondisi kemanusiaan yang sangat buruk bagi penduduk Gaza. Banyak warga yang terpaksa mengungsi setidaknya sekali, dan situasi ini memicu kekurangan makanan serta kebutuhan pokok lainnya yang sangat parah. Berdasarkan penghitungan AFP yang menggunakan data resmi, konflik ini dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel, yang menyebabkan tewasnya 1.219 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Balasan ofensif militer Israel telah mengakibatkan sedikitnya 58.573 warga Palestina tewas, dengan mayoritas adalah warga sipil, menurut informasi dari Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai oleh Hamas. [merdeka.com]
Komentar
Berita Lainnya
Kegiatan interaktif tentang adat istiadat Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB

Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional yang berkedaulatan dan mandiri Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB

Presiden Jokowi akan membuka secara resmi acara P20 tersebut pada pukul 1300 WIB Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB

Biaya Perawatan Para korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB

Kapolri Jenderal Pol Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membeberkan kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB

Presiden Joko Widodo berpesan kepada dewan direksi supaya hati-hati dalam mengelola dana BPJS Ketenagakerjaan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
