Rabu, 5 Februari 2025 11:41:26 WIB

Truk ODOL dan Rem Blong Gentayangan di Jalanan Indonesia
Otomotif

Detikoto/Endro

banner

Ilustrasi truk ODOL oleng dan membahayakan pengguna jalan. NTMC POLRI

JAKARTA, Radio Bharata Online - Lagi-lagi kecelakaan maut yang melibatkan truk rem blong terjadi. Selasa malam (04/02), truk pengangkut air galon diduga rem blong menjadi pemicu kecelakaan beruntun di Gerbang Tol (GT) Ciawi.

Menurut laporan detikNews, polisi mengatakan kecelakaan ini mengakibatkan 19 orang menjadi korban, terdiri dari 11 orang di antaranya luka-luka, dan delapan orang meninggal dunia.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo mengatakan, kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Ciawi, Jawa Barat, melibatkan 6 kendaraan. Menurutnya, kecelakaan ini dipicu oleh truk yang mengalami rem blong.

Kerasnya benturan kecelakaan maut itu sampai menimbulkan kobaran api. Dalam rekaman video amatir terlihat ada kobaran api di lokasi.

Benar prediksi praktisi keselamatan berkendara. Bahwa kecelakaan maut akibat truk atau bus yang mengalami rem blong bakal terus terjadi. Soalnya, penyebab utamanya tidak teratasi, dan pemerintah di sektor terkait dinilai belum serius menangani masalah ini.

Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Instruktur & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu dalam perbincangan dengan detikOto beberapa waktu lalu mengatakan, bahwa (kejadian truk rem blong) ini akan terulang-ulang.  Jusri mempertanyakan kenapa pemerintah tidak melihat penyebab tidak langsungnya, dan hanya fokus ke penyebab langsungnya. 

Menurut Jusri, rem blong bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung. Penyebab tidak langsung mulai dari pra-perjalanan, dari sistem perawatan di perusahaan angkutan, mulai dari sistem rekrutmen sopir, dan pengawasan pemerintah kepada pengusaha angkutan barang terhadap aturan kelayakan.  Menurutnya, penyebab tidak langsung tersebut akan memicu timbulnya penyebab langsung.

Jusri juga menyoroti, bahwa kebanyakan sopir truk dan bus adalah sopir yang naik kelas dari kernet menjadi pengemudi. Namun sopir semacam ini hanya mengandalkan pengalaman, bukan skill pengetahuan.  Jusri mengatakan, kalau sistem rekrutmen sopir sudah salah, maka akan melahirkan driver yang tidak berkualitas. Dia menegaskan, tak cuma rekrutmen, juga harus ada pengembangan dan pelatihan untuk sopir-sopir truk. (detik)

Komentar

Berita Lainnya

Wuling Air ev Laku Keras di Indonesia Otomotif

Sabtu, 21 Januari 2023 10:17:42 WIB

banner
CFMoto Akan Pasarkan Motor Bermesin Superbike Otomotif

Sabtu, 28 Januari 2023 19:19:35 WIB

banner
Motor Listrik Buatan Indonesia Otomotif

Selasa, 31 Januari 2023 13:27:50 WIB

banner