Sanya, Bharata Online - Kamal Kishore, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana, memuji peran Tiongkok dalam berbagi keahlian dan membina kemitraan global untuk membangun ketahanan bencana yang lebih kuat di dunia.
Perwakilan khusus tersebut menyoroti model Tiongkok saat menghadiri Konferensi Tingkat Menteri Sabuk dan Jalan 2025 tentang Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen Darurat, yang resmi dibuka pada hari Rabu (5/11) di Sanya, Provinsi Hainan, Tiongkok selatan.
Dalam sebuah wawancara dengan China Global Television di sela-sela acara tiga hari tersebut, ia menyampaikan pengamatannya selama kunjungannya ke negara tersebut, memuji konferensi tersebut sebagai platform yang dapat dimanfaatkan dan dipelajari PBB dalam misi pencegahan bencananya sendiri.
"Saya dan rekan-rekan saya menghabiskan dua hari di Beijing untuk bertemu dengan berbagai lembaga, pakar, profesional, dan pemimpin yang bekerja di bidang pengurangan risiko bencana," kata Kishore.
"Acara di Sanya ini sangat penting, karena memberi kami kesempatan untuk berdiskusi dengan berbagai negara lain yang memiliki masalah besar terkait risiko bencana dan melihat bagaimana keahlian dan pengalaman Tiongkok dapat bermanfaat bagi mereka dalam membangun ketahanan mereka," ujar pejabat PBB tersebut.
"Keahlian di Tiongkok sangat luas, mulai dari kecerdasan buatan hingga sistem rekayasa fisik, prakiraan dan peringatan dini, komunikasi, hingga analitik. Semua itu sangat penting dan dapat memainkan peran yang sangat penting dalam membangun ketahanan bencana di seluruh dunia," tambahnya.
Kishore juga menguraikan beberapa bidang dapat dimanfaatkan oleh PBB dan negara-negara Sabuk dan Jalan untuk meningkatkan kemitraan dalam pengurangan bencana.
"Saya rasa ada tiga area yang bisa saya lihat. Pertama, bagaimana kita bisa bekerja sama dengan negara-negara dan memanfaatkan kapasitas yang tersedia di Tiongkok untuk memperkuat pemahaman risiko. Jadi, saya pikir penilaian risiko adalah salah satu areanya. Area kedua yang saya rekomendasikan untuk kolaborasi dengan PBB adalah membangun kapasitas di tingkat negara, tingkat subnasional, dan tingkat lokal. Dan yang ketiga, implementasi nyata melalui proyek-proyek percontohan," ujarnya.
Acara di Sanya ini telah mempertemukan para pejabat manajemen darurat dan perwakilan dari 36 negara dan 11 organisasi internasional, serta para pakar dan akademisi di bidangnya.