Minggu, 10 Agustus 2025 13:18:9 WIB
Pengambilalihan Kota Gaza oleh Israel akan Berlangsung Setidaknya Enam bulan
International
AP Wira

Warga Palestina yang mengungsi membawa paket makanan saat menyerbu truk berisi bantuan kemanusiaan di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 9 Agustus 2025. /VCG
JAKARTA, Bharata Online - Rencana pengambilalihan Kota Gaza oleh Israel diperkirakan akan berlangsung setidaknya enam bulan, lapor Kan TV News milik pemerintah Israel, Sabtu, mengutip sumber-sumber keamanan senior. Laporan tersebut muncul sehari setelah kabinet keamanan Israel menyetujui rencana operasi tersebut.
Menurut saluran tersebut, militer berencana mengevakuasi lebih dari 800.000 penduduk dari Kota Gaza ke "zona kemanusiaan" Al-Mawasi di Gaza selatan dalam waktu dua minggu. Dalam waktu sekitar satu bulan, sebuah divisi cadangan akan bergabung dengan lima divisi yang telah dikerahkan di Jalur Gaza, mempersiapkan operasi darat intensif di Kota Gaza yang diperkirakan akan dimulai sekitar dua bulan lagi.
Serangan itu akan disertai dengan peningkatan bantuan kemanusiaan: Israel berencana untuk melipatgandakan jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza menjadi 1.200 per hari.
Keputusan untuk meningkatkan konflik telah menghadapi pertentangan keras di Israel, termasuk dari pejabat militer dan keluarga sandera yang ditawan di Gaza. Keputusan ini juga menuai kritik dari komunitas internasional. Para kritikus berpendapat bahwa rencana militer tersebut melanggar hukum internasional, memperburuk krisis kemanusiaan, dan melemahkan upaya gencatan senjata.
Keputusan tersebut telah memicu protes baik di dalam maupun luar negeri Israel. Pada Sabtu malam, ribuan orang berkumpul di "Lapangan Sandera" Tel Aviv, menuntut kesepakatan untuk mengakhiri konflik dan mengamankan pembebasan sandera Israel. Di Turki, ribuan orang berunjuk rasa di Lapangan Beyazit, meneriakkan "Israel Pembunuh, keluar dari Palestina" dan membentangkan spanduk yang menuduh Israel membuat Gaza kelaparan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga berbicara melalui telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengecam rencana Israel untuk menempatkan Gaza di bawah kendali militer penuh sebagai "sama sekali tidak dapat diterima." Erdogan menegaskan kembali dukungan Turki untuk Palestina, menyambut baik seruan Eropa yang semakin meningkat untuk negara Palestina, dan mencatat meningkatnya kritik terhadap Israel di Barat.

Foto udara memperlihatkn ratusan orang berpartisipasi dalam pawai untuk memprotes serangan dan blokade Israel terhadap Gaza, Istanbul, Turki, 10 Agustus 2025. /VCG
Sementara itu, upaya diplomatik terus berlanjut. Pada hari Sabtu, utusan khusus AS Steve Witkoff bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Abdulrahman al-Thani di Spanyol untuk membahas penyelesaian krisis Gaza dan pembebasan 50 sandera yang tersisa.
Sumber mengatakan Qatar dan AS sedang menyusun proposal gencatan senjata komprehensif yang akan diajukan kepada Israel dan Hamas dalam dua minggu ke depan.
Israel dan Hamas telah terlibat dalam perundingan tidak langsung di Doha sejak 6 Juli mengenai gencatan senjata dan pertukaran sandera, tetapi perundingan tersebut ditangguhkan pada 24 Juli ketika AS dan Israel menarik perwakilan mereka. Setelah pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Witkoff pada 31 Juli, seorang pejabat senior Israel mengatakan kedua belah pihak telah beralih dari mengejar gencatan senjata jangka pendek menjadi mengupayakan kesepakatan yang lebih luas – melucuti senjata Hamas, "mendemiliterisasi" Gaza, dan mengamankan pembebasan semua tahanan.
Korban jiwa di Gaza terus meningkat. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan pada hari Sabtu bahwa setidaknya 9.862 warga Palestina telah tewas dan 40.809 lainnya terluka sejak Israel mengintensifkan serangan pada 18 Maret. Hal ini menjadikan jumlah korban tewas sejak Oktober 2023 menjadi 61.369, dengan 152.850 lainnya terluka. Dalam 24 jam terakhir, sebelas orang lagi – termasuk anak-anak – telah meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi, sehingga jumlah kematian sejak Oktober 2023 menjadi 212, termasuk 98 anak-anak. [dari berbagai sumber]
Komentar
Berita Lainnya
Peng Liyuan menyerukan upaya global untuk mendorong pendidikan bagi anak perempuan dan perempuan ke arah yang lebih adil lebih inklusif dan lebih berkualitas dan kontribusi untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan global dan membangun komunitas dengan masa depan bersama untuk manusia International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Presiden RI Joko Widodo memuji gaya kepemimpinan Presiden Tiongkok International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 yang dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Giorgia Meloni International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Sebuah insiden kebakaran terjadi di Gunung Kilimanjaro di Tanzania International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Serangan udara oleh militer Myanmar menewaskan lebih dari 60 orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
