Senin, 8 Juli 2024 11:36:6 WIB
Vlogger Inggris Ini Berikan Pandangannya tentang 'Ren' atau Kebajikan dalam Ajaran Konghucu
Sosial Budaya
Eko Satrio Wibowo
Vlogger asal Inggris, Jason Lightfoot (CMG)
Qufu, Radio Bharata Online - Seorang vlogger asal Inggris baru-baru ini membagikan pemahamannya tentang "ren", konsep kebajikan tradisional Konfusianisme, serta menemukan kesamaan antara ajaran Konfusianisme dan filosofi Aristoteles.
Dengan Forum Peradaban Dunia Nishan ke-10 yang dijadwalkan akan dimulai pada hari Rabu (10/7) mendatang di Kota Qufu, Provinsi Shandong, Tiongkok timur, dengan tema "Budaya Tradisional dan Peradaban Modern", vlogger asal Inggris, Jason Lightfoot, baru-baru ini mengunjungi kota yang merupakan tempat kelahiran orang bijak Tiongkok kuno, Konfusius.
Dia pergi ke Museum Konfusius dan Tanah Suci Nishan dan berbagi pengalaman dan perasaannya dengan China Global Television Network (CGTN) dalam sebuah video. Jason memfilmkan dirinya sendiri di depan patung Konfusius, dan menjelaskan bahwa ketinggian patung tersebut berkaitan dengan kesuksesan Konfusius sebagai seorang pendidik dan filsuf.
"Anda dapat melihat di belakang saya patung besar yang berdiri setinggi 72 meter yang mewakili 72 muridnya yang luar biasa," kata Lightfoot.
"Konfusius, yang juga dikenal sebagai Kongzi atau Kongfu Zi, adalah salah satu filsuf dan pendidik yang paling berpengaruh dalam sejarah Tiongkok. Ia hidup pada periode Musim Semi dan Musim Gugur dalam sejarah Tiongkok, sekitar tahun 551 hingga 479 SM, dan dianggap sebagai pendiri Konfusianisme, sebuah sistem filosofi dan etika yang telah membentuk budaya dan masyarakat Tiongkok secara mendalam selama lebih dari dua ribu tahun," lanjutnya.
Jason mengatakan bahwa hal yang paling menggugah hatinya adalah pemahaman yang unik mengenai konsep ren (kebajikan) dalam Konfusianisme. Menurutnya, dalam filsafat Aristoteles, ada konsep yang serupa, tetapi interpretasi Konfusianisme tentang nilai inti ren sangat mendalam dan menggugah pikiran.
"Dalam humanisme, 'ren' (kebajikan) selaras dengan prinsip-prinsip humanisme sekuler yang menekankan nilai martabat dan setiap individu dan pentingnya kesejahteraan manusia. Kaum humanis menganjurkan belas kasih, empati, dan saling menghormati di antara sesama, yang selaras dengan cita-cita 'ren' dalam ajaran Konghucu. Selain itu, dalam Etika Kebajikan Aristoteles, konsep philia, yang berarti persahabatan dan kebajikan kemurahan hati, memiliki kesamaan dengan 'ren'. Penekanan Aristoteles pada pengembangan kebajikan untuk mencapai pertumbuhan manusia sejajar dengan fokus Konfusius pada 'ren' sebagai hal yang esensial bagi keharmonisan pribadi dan sosial," terang Lightfoot.
"Konfusius menekankan pentingnya pengembangan diri dan pengembangan moral sebagai hal yang mendasar untuk mencapai 'ren'. Hal ini melibatkan pemahaman akan kebajikan dan kekurangan diri sendiri, berjuang untuk perbaikan diri dan menumbuhkan rasa menghargai diri sendiri berdasarkan perilaku etis dan hubungan yang harmonis. Demikian pula, nilai-nilai Barat mendorong rasa hormat terhadap diri sendiri melalui kebajikan seperti kejujuran, integritas, dan disiplin diri," ujar Lightfoot.
Melalui pengalaman ini, Lightfoot mengatakan bahwa ia telah mendapatkan pengetahuan dan pemahaman baru mengenai ajaran Konghucu.
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB