Beijing, Bharata Online - Perkembangan ekonomi Tiongkok telah mampu bertahan dari tekanan dan menunjukkan ketahanan yang kuat dalam menghadapi lingkungan internasional yang kompleks tahun ini, ujar Fu Linghui, Juru Bicara Biro Statistik Nasional (BSN), Senin (20/10).
Menurut BSN, berdasarkan perkiraan awal, produk domestik bruto (PDB) Tiongkok pada tiga kuartal pertama 2025 naik 5,2 persen secara tahunan (year-on-year), mencapai 101.503,6 miliar yuan (sekitar 236,5 triliun rupiah).
PDB tumbuh 5,4 persen secara tahunan (year-on-year) pada kuartal pertama, 5,2 persen pada kuartal kedua, dan 4,8 persen pada kuartal ketiga.
Industri tersier tumbuh 5,4 persen secara tahunan (year-on-year) pada tiga kuartal pertama, melampaui peningkatan industri primer sebesar 3,8 persen dan peningkatan industri sekunder sebesar 4,9 persen.
Dalam sembilan bulan pertama, total nilai tambah perusahaan industri di atas ukuran yang ditentuka, yakni perusahaan dengan omzet usaha utama tahunan minimal 20 juta yuan (sekitar 46,6 miliar rupiah) meningkat sebesar 6,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Nilai tambah sektor manufaktur peralatan dan manufaktur teknologi tinggi masing-masing tumbuh sebesar 9,7 persen dan 9,6 persen. Nilai tambah perusahaan di atas ukuran yang ditentukan di kedua sektor ini masing-masing mencapai 35,9 persen dan 16,7 persen dari total perusahaan tersebut.
Produksi peralatan cetak 3D, robot industri, dan kendaraan energi baru mencatat peningkatan tahunan masing-masing sebesar 40,5 persen, 29,8 persen, dan 29,7 persen.
Dalam tiga kuartal pertama, penjualan ritel barang konsumsi Tiongkok mencapai hampir 36,59 triliun yuan (sekitar 85.253 triliun rupiah), naik 4,5 persen secara tahunan. Pada bulan September 2025, penjualan ritel barang konsumsi naik tiga persen secara tahunan menjadi 4,2 triliun yuan (sekitar 9.787 triliun rupiah).
Penjualan barang-barang kebutuhan pokok dan beberapa produk unggulan menunjukkan pertumbuhan yang kuat, sementara program tukar tambah barang konsumsi terus mendorong konsumsi. Penjualan eceran peralatan rumah tangga dan audio visual, furnitur, peralatan komunikasi, serta perlengkapan budaya dan kantor oleh perusahaan di atas ukuran yang ditentukan masing-masing meningkat sebesar 25,3 persen, 21,3 persen, 20,5 persen, dan 19,9 persen.
Investasi di sektor manufaktur juga tumbuh pesat dalam sembilan bulan pertama tahun 2025, mencatat pertumbuhan 4,0 persen secara tahunan (year-on-year).
Di antara industri teknologi tinggi, investasi di sektor jasa informasi, manufaktur kendaraan dan peralatan kedirgantaraan, serta manufaktur komputer dan perangkat kantor masing-masing tumbuh sebesar 33,1 persen, 20,6 persen, dan 7,4 persen secara tahunan (year-on-year).
Dalam tiga kuartal pertama, Tiongkok mencatat kemajuan baru dalam transisi menuju hijau dan rendah karbon, dengan proporsi konsumsi energi non-fosil dalam total konsumsi energi meningkat sekitar 1,7 poin persentase secara tahunan (year-on-year).
"Dari perspektif global, tingkat pertumbuhan 5,2 persen berada di peringkat teratas di antara negara-negara ekonomi utama dunia, yang berarti Tiongkok tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi global. Hal ini sepenuhnya menunjukkan bahwa meskipun pembangunan ekonomi kita menghadapi banyak tekanan di tengah lingkungan eksternal yang kompleks dan terus berkembang, fundamental yang stabil, tren peningkatan, dan ketahanan ekonomi tetap tidak berubah, sehingga meletakkan fondasi yang kokoh untuk ekspansi yang stabil," ujar Fu, Juru Bicara BSN, dalam sebuah wawancara di Beijing.
Pendapatan siap pakai per kapita Tiongkok mencapai 32.509 yuan (sekitar 75,7 juta rupiah) selama periode Januari-September 2025, menandai peningkatan 5,2 persen secara tahunan setelah dikurangi faktor harga.
Tingkat pengangguran perkotaan yang disurvei rata-rata di Tiongkok mencapai 5,2 persen dalam tiga kuartal pertama. Angka tersebut turun 0,1 poin persentase dari Agustus menjadi 5,2 persen pada bulan September.
Indeks harga konsumen inti (IHK) Tiongkok mencapai pertumbuhan selama lima bulan berturut-turut, menunjukkan efektivitas kebijakan yang berkelanjutan untuk memperluas permintaan domestik dan mendorong konsumsi.
Perdagangan luar negeri menunjukkan ketahanan yang kuat dalam sembilan bulan pertama, dengan impor dan ekspor mencapai rekor tertinggi sepanjang masa untuk periode yang sama, dan tingkat pertumbuhan pulih secara bertahap. Sementara itu, nilai tukar RMB tetap stabil dengan sedikit apresiasi.
"Mempertahankan pertumbuhan seperti itu bukanlah hal yang mudah bagi ekonomi sebesar Tiongkok, terlebih lagi mengingat semua risiko dan tantangan yang saling terkait," kata Fu.