Radio Bharata Online - Para ilmuwan Tiongkok baru-baru ini mengisi celah dalam hal observasi dan penelitian jangka panjang, tentang penguapan di bawah awan di pedalaman Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, di bagian barat Tiongkok.

Menurut Institut Ekologi dan Sumber Daya Barat Laut (NIEER) di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok (CAS), penelitian ini dilakukan oleh tim studi gabungan yang terdiri dari para peneliti dari NIEER, dan Institut Mitigasi Gunung  dan Lingkungan CAS.   Temuan studi ini telah dipublikasikan di Jurnal Hidrologi.

He Xiaobo, peneliti asosiasi di NIEER mengatakan, dataran Tinggi Qinghai-Xizang, yang dijuluki "menara air Asia", merupakan reservoir sumber daya air yang sangat penting. Isotop presipitasi stabil di dataran tinggi ini berfungsi sebagai indikator kunci, dalam menganalisis siklus air regional dan global, dan juga banyak digunakan dalam rekonstruksi Paleoklimat (studi tentang iklim masa lalu Bumi, sebelum tersedianya catatan instrumental modern), dan penelitian siklus air.

Wilayah pedalaman Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, terutama di wilayah Pegunungan Tanggula yang merupakan zona transisi iklim, merupakan lokasi inti "menara air Asia".  Wilayah ini mengalami pemanasan yang signifikan dan menjadi jauh lebih basah.

He mencatat bahwa dulu terdapat kesenjangan dalam penelitian kuantitatif, mengenai penguapan di bawah awan di pedalaman Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, terutama di wilayah Pegunungan Tanggula di zona transisi iklim. Lingkungan dataran tinggi yang keras dan terjal, telah lama menghambat akumulasi data observasi jangka panjang, sehingga membatasi pemahaman tentang siklus air di ketinggian tersebut.

Dengan memperjelas dampak penguapan di bawah awan terhadap jumlah presipitasi, studi ini memberikan dasar ilmiah yang penting, bagi rekonstruksi paleoklimat dan pengelolaan sumber daya air di Dataran Tinggi Qinghai-Xizang bagian tengah.

He mengungkapkan bahwa tim studi akan memperluas jaringan observasinya, melakukan studi dalam skala waktu yang lebih panjang, dan terus mengungkap mekanisme respons siklus air di Dataran Tinggi Qinghai-Xizang terhadap perubahan iklim global. (Kantor Berita Xinhua)