Senin, 29 Januari 2024 22:27:44 WIB

Kepedulian Mendalam Xi Jinping terhadap Dunhuang
Sosial Budaya

CRI/Angga

banner

Kepedulian Mendalam Xi Jinping terhadap Dunhuang

Dunhuang, seperti sebuah danau yang jernih dalam sejarah, yang mencerminkan masa lampau dan masa depan.

Sejak Republik Rakyat Tiongkok berdiri, partai dan negara sangat mementingkan, serta dengan sekuat tenaga mendukung pekerjaan pelestarian dan pewarisan budaya Dunhuang. Dari membangun teladan pelestarian warisan budaya dunia, sampai membangun platform penelitian studi Dunhuang; dari pewarisan semangat Mogao dari generasi ke generasi, sampai pengembangan budaya Dunhuang, dan lain sebagainya, hal tersebut memanifestasikan perhatian dan kepedulian mendalam Presiden Xi Jinping, serta pemikiran mendalamnya terhadap pengembangan dan pewarisan peradaban Tionghoa.

Selama bertahun-tahun, Presiden Xi Jinping berulang kali menyatakan harapannya terhadap kota kuno Jalur Sutera yang telah bersejarah lama tersebut.

Pada tahun 1986, Xi Jinping yang menjabat sebagai wakil walikota Xiamen saat itu melakukan inspeksi dan pertukaran ke Gansu, tapi tidak sempat mengunjungi Dunhuang karena jadwalnya terlalu padat dan perjalanannya terlalu jauh. Hingga 30 tahun telah berlalu, ia tetap menyesalkan hal tersebut.

 

Setelah bekerja di Komite Sentral PKT, pada tahun 2009, Xi Jinping melakukan inspeksi ke Universitas Lanzhou, dia berpesan pada Direktur Akademi Dunhuang Universtias Lanzhou, Zheng Binglin untuk mengembangkan studi Dunhuang (Dunhuangologi) demi mengharumkan nama negara.

Pada bulan Agustus tahun 2019, Presiden Xi Jinping melakukan inspeksi ke Dunhuang, dia menyatakan bahwa kunjungannya kali ini telah mewujudkan impiannya.

Dunhuang, menduduki posisi yang luar biasa dalam hati Xi Jinping.

Dalam surat ucapan selamatnya kepada Pameran Budaya Internasional  Jalan Sutera (Dunhuang) Pertama, Xi Jinping menilai Dunhuang sebagai pusat pemaduan budaya Timur-Barat dalam sejarah; dalam upacara pembukaan Forum Tingkat Tinggi Kerja Sama Internasional Sabuk dan Jalan yang pertama, saat membicarakan Jalur Sutera kuno, Xi Jinping menyebut kota kuno Dunhuang sebagai fosil hidup yang mencatat periode sejarah saat itu.

 

“Jika tidak mengenal Tiongkok dari kesinambungan sejarah yang panjang ini, tidak akan memahami Tiongkok kuno, juga tidak akan memahami Tiongkok modern, terlebih tidak akan memahami Tiongkok di masa depan”. Dalam temu wicara warisan budaya yang digelar pada bulan Juni tahun 2023, Presiden Xi Jinping menjelaskan mengapa dirinya sangat menghargai kesinambungan budaya.

“Hanya dengan memahami sejarah peradaban Tionghoa secara mendalam, baru dapat mendorong perkembangan inovatif budaya tradisional Tionghoa secara efektif, serta mendorong pembangunan budaya sosialisme berciri khas Tiongkok dan membangun peradaban modern bangsa Tionghoa secara maksimal”.

Dunhuang, adalah “pintu” yang mengarah Barat. Pada zaman kuno, peradaban Tiongkok memadukan berbagai macam ideologi, agama, seni dan budaya dari India kuno, Yunani kuno, Persia kuno dan lain sebagainya.

 

“Inklusivitas peradaban Tionghoa pada dasarnya telah menentukan orientasi sejarah pertukaran, pergaulan dan perpaduan bangsa Tionghoa, menentukan pola harmonis hidup berdampingan antar berbagai agama di Tiongkok, menentukan keterbukaan budaya Tionghoa terhadap dunia luar”, tutur Xi Jinping dalam temu wicara pengembangan dan pewarisan budaya.

Hanya budaya yang penuh kepercayaan dirilah yang dapat memelihara ciri khas bangsanya, dapat menoleransi, belajar dan menyerap berbagai macam peradaban; hanya bangsa yang percaya dirilah yang tidak akan terjatuh dalam gelombang pasang surut sejarah dan dapat bertahan hidup selamanya dalam penderitaan. Dunhuang adalah saksi periode sejarah saat itu.

Pewarta : CRI
 

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner