Senin, 20 September 2021 7:41:37 WIB

Keluarga Korban Serangan Drone AS Tolak Permintaan Maaf Pentagon
Sosial Budaya

Angga Mardiansyah

banner

Marinir AS di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Jumat (20/8/2021). (via Reuters/US Marines)

Kerabat korban serangan drone AS menolak ucapan belasungkawa dan permintaan maaf Pentagon dan menyebut serangan itu sebagai "kejahatan perang".

Menyadur TRT World Senin (20/9/2021), Romal Ahmadi yang kehilangan tiga anak, termasuk bayi yang sedang menyusui serta saudara laki-lakinya menuntut keadilan di bawah hukum internasional.

"Bagaimana ini bisa diterima?" kata Romal Ahmadi kepada Anadolu Agency, Sabtu. AS membunuh orang yang tidak bersalah. Mereka harus datang pada saya, minta maaf dan menyampaikan belasungkawa."

Kakak laki-lakinya berada di dalam rumah ketika sebuah rudal menabrak kendaraan dan menghancurkan segalanya.

Zamari Ahmadi, pekerja kemanusiaan yang kendaraannya menjadi target ada di dalam rumahnya di Kabul pada 29 Agustus. Ia dicurigai memiliki hubungan dengan Daesh-Khorasan (atau ISIS-K) oleh pasukan AS.

Bombardir serangan Amerika kepada ISIS di Afghanistan [Foto: Antara]\

Bombardir serangan Amerika kepada ISIS di Afghanistan [Foto: Antara]

Mereka tidak memindahkan apapun dari rumah itu sejak sebuah drone AS menyerang kendaraannya dengan rudal, kata paman Ahmadi, Mohammad Nasim.

"Ini tidak dapat kami terima," kata Nasim, meminta AS untuk mengakuinya sebagai kejahatan perang.

Pada hari Jumat, AS minta maaf atas apa yang disebutnya sebagai kesalahan tragis.

"Kami sekarang tahu bahwa tidak ada hubungan antara Ahmadi dan ISIS-Khorasan [Daesk-K], bahwa aktivitasnya pada hari itu sama sekali tidak berbahaya dan sama sekali tidak terkait dengan ancaman yang kami yakini."suara.com

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner