Jakarta, Bharata Online - Perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur yang meriah digelar di seluruh dunia, mempertemukan warga Tionghoa perantauan dan komunitas lokal untuk berbagi tradisi dan pesona budaya liburan tersebut.

Beragam pertunjukan budaya, serta kegiatan langsung seperti membuat kue bulan, mencoba kaligrafi, dan mengenakan Hanfu (pakaian tradisional Tionghoa Han) menambah semarak suasana perayaan.

Di Brussel, ibu kota Belgia, Konser Festival Pertengahan Musim Gugur 2025 "Momen yang Tak Terlupakan" digelar di pusat kebudayaan Tionghoa pada 22 September 2025, dihadiri oleh lebih dari 160 perwakilan Tionghoa dan Belgia dari berbagai sektor. Di antara mereka terdapat seorang penduduk lokal yang telah belajar di Tiongkok selama setahun.

"Di (Universitas Bahasa dan Budaya Beijing), saya belajar selama satu bulan di sana, bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Mandarin saya, tetapi juga untuk mengenal Anda (Tiongkok) lebih baik, karena saya pikir kita punya banyak hal untuk dipelajari satu sama lain," ujarnya kepada China Central Television.

Di Islamabad, Pakistan, warga Tionghoa perantauan membuat kue bulan dalam perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur. Pertunjukan budaya malam itu juga memikat penonton, menampilkan pembacaan puisi, tarian, dan paduan suara, di antara berbagai kegiatan lainnya.

Perayaan meriah juga berlangsung di Afrika.

Sebuah acara di Durban, kota pelabuhan di Afrika Selatan, menarik lebih dari 1.500 penonton pada hari Sabtu. Dua puluh seniman muda mempersembahkan pesta tari yang meriah yang menafsirkan tema festival "reuni, harmoni, dan kerinduan", yang memungkinkan penonton untuk merasakan pesona dan emosi budaya Tionghoa secara mendalam.

"Malam ini adalah malam yang luar biasa untuk menjadi bagian dari Festival Pertengahan Musim Gugur dan terutama perayaan yang diungkapkan oleh para penari di sini. Saya menikmatinya," kata Nontembeko Nothemba Boyce, Juru Bicara Legislatif KwaZulu-Natal.

Di benua Afrika, perayaan Hari Nasional Tiongkok dan Festival Pertengahan Musim Gugur juga diadakan di Lusaka, Zambia. Pertunjukan yang meliputi tari, seni bela diri, dan musik instrumental menciptakan suasana meriah yang kental.

"Melihat bendera merah Tiongkok berkibar dan alunan lagu-lagu yang familiar membuat saya merasa seperti kembali ke tanah air," kata Fu Meng, seorang Tionghoa perantauan yang tinggal di Zambia.

Di Jakarta, Indonesia, pesta kebun Festival Pertengahan Musim Gugur menarik banyak penduduk setempat untuk merasakan budaya Tionghoa pada hari Minggu. Para peserta membuat dan mencicipi kue bulan. Para peserta juga mengambil kuas untuk menulis karakter Tionghoa seperti "Pertengahan Musim Gugur" dan "Keberuntungan", dan mengenakan Hanfu yang indah sebagai cara untuk sepenuhnya membenamkan diri dalam kegembiraan perayaan.

"Saya sangat menyukainya. Ini pertama kalinya saya membuat kue bulan, dan ini sangat menyenangkan. Saya sangat senang membuat kue bulan," ungkap seorang warga Jakarta.

Festival Pertengahan Musim Gugur adalah festival tradisional Tionghoa besar yang dirayakan pada tanggal 15 bulan kedelapan kalender lunar Tionghoa, saat bulan mencapai puncaknya dan paling terang di malam hari. Tahun ini, hari itu jatuh pada tanggal 6 Oktober 2025.

Selama festival, keluarga dan teman berkumpul untuk berbagi kue bulan, mengagumi bulan, dan menyalakan lentera untuk menikmati kebahagiaan reuni.