Minggu, 26 Desember 2021 10:10:57 WIB

Vladimir Putin: Hina Nabi Muhammad Bukan Ekspresi Kebebasan
Sosial Budaya

Angga Mardiansyah

banner

Presiden Rusia Vladimir Putin tak membenarkan orang yang menghina Nabi Muhammad. (AFP/MIKHAIL METZEL)

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan penghinaan terhadap Nabi Muhammad tidak bisa dianggap sebagai ekspresi kebebasan seni. Putin menyebut penghinaan terhadap nabi adalah pelanggaran kebebasan beragama.

Dalam konferensi pers akhir tahun dikutip dari TASS, Putin juga mengkritik unggahan foto Nazi di situs web seperti yang berjudul Resimen Abadi dan didedikasikan untuk Rusia yang tewas dalam Perang Dunia Kedua.

Putin mengatakan tindakan ini menimbulkan pembalasan ekstremis seperti serangan terhadap kantor redaksi majalah Charlie Hebdo di Paris setelah penerbitan kartun nabi.

Meski begitu, Putin memuji kebebasan artistik secara umum. Namun, ia mengatakan kebebasan artistik memiliki batasan dan tidak boleh melanggar kebebasan lain.

Putin juga menyebut Rusia telah berkembang sebagai negara multietnis sehingga rakyatnya terbiasa menghormati tradisi satu sama lain.

Pada 2020, Presiden Vladimir Putin mengungkapkan kemarahannya atas penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh media satire Charlie Hebdo dan insiden pembunuhan seorang guru di Prancis.

Putin mengatakan ada keseimbangan yang baik antara mengekspresikan diri dan menghina perasaan seluruh kelompok orang.

"Di mana batas kebebasan yang satu dengan kebebasan yang lain?," tanya Putin dalam konferensi pers akhir tahun 2020.

Kemudian Putin menjawab, ketika kebebasan seseorang dimulai, maka kebebasan orang lain harus diakhiri.

"(Mereka yang) bertindak sembarangan, menghina hak dan perasaan orang beragama, harus selalu ingat akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan. Tapi, di sisi lain, ini tidak boleh agresif," tambahnya seperti dikutip dari RT.

Pernyataan Putin tersebut merujuk pada penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh media satire Charlie Hebdo dan insiden pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty. Dia mengatakan dua hal itu sebagai bukti bahwa "multikulturalisme telah gagal" di negara Barat.cnnindonesia

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner