Kamis, 25 November 2021 9:6:16 WIB

Kematian Akibat Covid Jerman Pecah Rekor, Total Meninggal 100 Ribu
Sosial Budaya

Angga Mardiansyah

banner

Rumah sakit di Jerman sempat kewalahan menampung pasien Covid-19. (REUTERS/KAI PFAFFENBACH)

Pemerintah Jerman mengumumkan rekor angka kematian harian yaitu 351 orang dan kasus akibat infeksi Covid-19 mencapai 79.051 per Kamis (25/11).

\r\n\r\n

Lembaga kesehatan, Institut Robert Koch (RKI) menyatakan penambahan kasus kematian itu membuat total kematian Covid-19 di Jerman mencapai 100.119 jiwa.

\r\n\r\n

Tingkat rata-rata infeksi mingguan juga mencapai angka tertinggi dengan 419,7 infeksi per 100 ribu orang, kata RKI.

\r\n\r\n

Lonjakan kasus Covid-19 yang melanda Jerman, membuat sektor kesehatan negara itu meminta bantuan rumah sakit di tempat lain di Uni Eropa, lantaran ruang perawatan intensif (ICU) di sejumlah rumah sakit penuh.

\r\n\r\n

Kepala Asosiasi Interdisipliner Jerman untuk Perawatan Intensif dan Pengobatan Darurat, Gernot Marx, mengatakan sejumlah rumah sakit kewalahan dan kelebihan beban, sehingga mereka harus memindahkan pasien Covid-19 ke luar negeri.

\r\n\r\n

Pekan lalu, Berlin mengumumkan pengetatan pembatasan bagi para warga sebelum menggunakan transportasi publik atau memasuki tempat kerja. Pengetatan itu termasuk bagi orang yang sudah divaksinasi, sembuh dari Covid-19, dan hasil tes negatif,

\r\n\r\n

Kenaikan kasus itu juga menyebabkan beberapa acara besar seperti pasar-pasar Natal batal dan melarang orang yang belum divaksin masuk bar serta tempat rekreasi.

\r\n\r\n

Selain itu, tren kasus yang terus naik juga memicu perdebatan apakah Jerman akan mengikuti langkah Austria yang mewajibkan seluruh warga divaksinasi.

\r\n\r\n

Krisis kesehatan yang meningkat menimbulkan tantangan langsung bagi pemerintah koalisi baru yang akan mengambil alih dari kabinet Angela Merkel, Desember mendatang.

\r\n\r\n

Wakil kanselir Jerman, yang akan menjadi Kanselir, Olaf Scholz, telah menyampaikan dukungan terkait wajib vaksinasi bagi tenaga kesehatan. Ia juga meminta pemerintah baru akan melakukan segala kemungkinan untuk membawa Jerman melewati gelombang keempat ini.

\r\n\r\n

"Situasinya serius" kata Scholz usai mengumumkan koalisi dengan Partai Hijau dan partai Liberal (FDP) pada Rabu (24/11) lalu.

\r\n\r\n

Pekan ini, Kanselir Jerman, Angela Merkel, memanggil petinggi aliansi baru yang dipimpin partai sayap kiri-tengah untuk membahas persoalan pandemi.

\r\n\r\n

Scholz mengatakan pemerintah akan menyumbang bonus senilai €1 miliar atau setara Rp16 triliun untuk para tenaga kesehatan yang sudah bekerja di garis depan selama pandemi Covid-19.

\r\n\r\n

Namun, gagasan dia mendapat sejumlah kritik dari publik. Salah satunya, dari media ternama Jerman, Spiegel Online.

\r\n\r\n

"Itu terdengar seperti dia (Scholz) ingin menjadi pemimpin otoritas kesehatan Hamburg," tulis Spiegel.

\r\n\r\n

Beberapa pihak menyalahkan vaksinasi yang rendah sebagai salah satu penyebab krisis Covid di Jerman.

\r\n\r\n

Sejauh ini, baru 69 persen penduduk yang sudah diinokulasi, angka ini terbilang rendah jika dibanding dengan negara maju di Eropa Barat. Prancis misalnya, sudah memvaksinasi sekitar 75 persen penduduk.

\r\n\r\n

Lonjakan di Jerman terjadi ketika Eropa kembali menjadi pusat pandemi.

\r\n\r\n

Benua Biru itu harus berjuang meningkatkan program vaksin di beberapa negara, menghadapi varian Delta yang sangat menular, musim dingin. Varian delta yang teridentifikasi di India itu disebut lebih agresif di cuaca dingin

\r\n\r\n

Menurut perhitungan AFP, pekan lalu lebih dari 2,5 juta kasus dan nyaris 30 ribu kematian yang berkaitan dengan Covid terjadi di Eropa. Angka tersebut membuat Benua Biru itu menjadi wilayah yang paling parah terdampak virus corona.cnnindonesia

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner