Selasa, 24 Januari 2023 9:57:20 WIB

Ulasan : Film 'The Wandering Earth 2' berakar pada Budaya Tiongkok, sebuah Kisah tentang Persatuan
Sosial Budaya

Endro

banner

Poster film fiksi ilmiah Tiongkok The Wandering Earth 2 (mydramalist.com)

BEIJING, Radio Bharata Online – Film The Wandering Earth 2 mengisahkan, bahwa krisis berskala astronomis sedang terjadi.  Matahari yang biasanya ramah, diprediksi menjadi tidak stabil, dalam 100 tahun ia akan membesar dan menelan Bumi. Dalam 300 tahun, diperkirakan seluruh tata surya akan hilang dilahap sang surya yang semakin membesar..

Banyak orang yang meragukan Proyek alternatif yang bertujuan untuk menjauhkan Bumi dari tata surya, dan melestarikan kesadaran manusia di komputer melalui Proyek Kehidupan Digital.

Diberitahukan bahwa 90 persen orang Amerika mendukung Proyek Kehidupan Digital.

Diplomat Tiongkok Zhou Zhezhi menunjukkan foto kepada Mike, diplomat Amerika.  Sebuah foto Bumi yang diambil pada tahun 1990 oleh NASA melalui wahana Voyager-1 pada jarak 6 miliar kilometer dari Matahari. “Ini adalah rumah kita, planet kita,” kata Zhou.  

The Wandering Earth 2 diangkat dari novel karya penulis Tiongkok Liu Cixin yang terinspirasi ilmuwan Carl Sagan lewat buku A Pale Blue Dot.

Dari The Wandering Earth pertama empat tahun lalu hingga prekuel tahun ini, sutradara Guo Fan selalu berharap penontonnya mengingat nostalgia tanah air dan kampung halaman, bahwa saat menghadapi krisis galaksi seperti itu, manusia tidak bisa melarikan diri dari Bumi dengan pesawat ruang angkasa, tetapi memilih untuk mengembara bersama dengan planetnya.

Yang lebih penting lagi adalah meningkatkan narasi cerita, dengan menggali dunia batin para karakter, mengungkapkan pentingnya mereka bagi keluarga dan merindukan orang yang mereka cintai, yang berakar kuat dalam budaya Tiongkok.

Dalam film tersebut, astronot Tiongkok Liu Peiqiang (Wu Jing) mengenang istri dan putranya saat ilmuwan Tu Hengyu (Andy Lau) berbagi cintanya pada putri yang telah meninggal, dengan mengunggah kepribadiannya ke dalam AI eksperimental.

Kisah mereka selalu membuktikan kata-kata Zhou: “Di saat krisis, persatuan di atas segalanya. Ingatlah hari ketika keberanian orang melampaui sejarah.”

 

 

Persatuan adalah semangat yang mengalir melalui darah orang Tionghoa, sesuatu yang dapat dibagikan dengan seluruh dunia, dan lebih menginspirasi ketahanan umat manusia.

Orang-orang meneteskan air mata, saat para astronot dari Tiongkok, Rusia, Prancis, Singapura, dan Jepang secara sukarela meledakkan bom nuklir dengan tangan mereka, untuk meledakkan bulan dengan harapan menyelamatkan Bumi.

Untuk elemen yang menghibur, The Wandering Earth 2 berisi semua adegan besar seperti pertempuran kawanan drone, elevator luar angkasa, dan ledakan nuklir yang diperlukan untuk memuaskan hasrat penonton yang haus akan aksi heroik.

Perkembangan pesat dan kemajuan Tiongkok dalam teknologi luar angkasa telah menyediakan lahan subur bagi pembuatan film-film fiksi ilmiah.

Dunia telah menyaksikan begitu banyak momen penting seperti misi bulan Chang'e dan Stasiun Luar Angkasa Tiangong dalam beberapa tahun terakhir, dan berharap lebih banyak adegan dan pencapaian yang lebih besar, yang ditampilkan dalam film fiksi ilmiah Tiongkok, yang memungkinkan pembuat film fiksi ilmiah menghasilkan karya yang lebih kaya, lebih baik dan lebih beragam. (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner