Rabu, 14 Juni 2023 10:54:1 WIB

Pameran Romawi kuno di Beijing dan pertukaran budaya Tiongkok-Italia
Sosial Budaya

Endro

banner

Seorang pengunjung melihat patung Verus Armeniacus di “Cahaya Peradaban Romawi Kuno (The Light of Ancient Roman Civilization)” di Beijing pada 10 Juni. Foto: VCG

BEIJING, Radio Bharata Online - Sebuah pameran seni Romawi kuno yang diselenggarakan oleh Tiongkok dan Italia, dibuka pada hari Senin di Museum Seni Dunia Beijing, dari Monumen Milenium Tiongkok.

Pameran bertema Cahaya Peradaban Romawi Kuno, adalah acara budaya yang kedua dalam tiga bulan terakhir, yang menampilkan warisan budaya terkemuka Italia di Beijing.

Selain seni Romawi kuno dari koleksi Museum Arkeologi Nasional Napoli Italia, 50 lukisan potret diri dari koleksi Galeri Uffizi Florence juga dipajang di Museum Nasional Tiongkok.

Seni Italia di Beijing ini menciptakan momentum besar untuk pertukaran Tiongkok-Italia pada tahun 2023.

Duta Besar Italia untuk Tiongkok, Massimo Ambrosetti kepada Global Times mengatakan, bahwa komunikasi budaya kedua negara telah menjadi "tradisi".

Sebanyak 69 karya Italia, termasuk patung tokoh mitos Eropa seperti Aphrodite dan dewa anggur Dionysus, dipajang di ruang pameran, dengan iringan pertunjukan langsung overture Bach, oleh seorang pemain biola.

Karya-karya yang mengusung pesona filosofi Yunani-Romawi ini diciptakan pada sekitar abad pertama dan kedua, periode waktu yang sangat penting bagi dunia seni rupa Barat, karena pada masa inilah prinsip dan persepsinya tentang estetika mulai terbentuk.

Mario Grimaldi, kurator Italia pada pameran tersebut, mengatakan bahwa pameran Beijing bertujuan untuk menghubungkan "aspek masyarakat Romawi yang berbeda, tetapi dapat dibandingkan" dan "membandingkannya dengan masyarakat Tiongkok".

Pemandu pameran, Paolo Giulierini kepada Global Times mengatakan, meskipun pertunjukan hanya menampilkan peninggalan Italia, dia masih dapat membayangkan rekan-rekan mereka di peradaban Tiongkok.

Giulierini juga memperkenalkan strategi pelestarian peninggalan Italia, bahwa teknologi digital telah menjadi bagian penting dari pameran arkeologi.

Untuk memberikan pengalaman pengunjung yang lebih baik, Italia telah mengembangkan video game dalam bahasa Mandarin, yang memandu pengunjung menelusuri koleksi dan sejarah museum mereka. Permainan ini telah dimainkan oleh 2 juta pengunjung Tiongkok.

Mirip dengan upaya kreatif Tiongkok, seperti menggunakan pencetakan 3D untuk membuat pameran di Gua Mogao dan Gua Yungang, Giulierini mengatakan bahwa Italia juga telah menggunakan teknologi digital untuk memulihkan seni budaya kuno.

Dia berharap dapat berkolaborasi dengan Tiongkok untuk menciptakan kembali bangunan dan patung kuno dalam realitas virtual.

Menurutnya, hanya melalui dialog, kita dapat mendobrak penghalang yang memisahkan, dan menciptakan rasa kemanusiaan yang sama. (Global Times)

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner