Sabtu, 6 November 2021 0:27:24 WIB

Kala Corona Melonjak Lagi di Negara-negara Eropa
Sosial Budaya

Agsan

banner

Ilustrasi - kaltim tribunnews

London - Kasus positif virus Corona atau COVID-19 di Eropa melonjak lagi. Kondisi tersebut terjadi meski cakupan vaksinasi di Eropa tergolong tinggi.
Dilansir dari AP News, Rabu (3/11/2021), WHO itu mengatakan kasus baru melonjak 6% di Eropa dibandingkan dengan peningkatan 18% pada minggu sebelumnya. Sementara, jumlah infeksi baru mingguan di wilayah lain turun atau tetap sama.

Laporan itu menunjukkan penurunan paling tajam terlihat di Timur Tengah, di mana kasus baru menurun 12%. Sementara di Asia Tenggara dan Afrika terjadi penurunan sebanyak 9%.  Secara keseluruhan, ada 3 juta kasus mingguan baru yang dilaporkan secara global. Jumlah kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia naik 8%, utamanya disumbangkan oleh Asia Tenggara, di mana kematian melonjak 50%.

Tingkat infeksi virus corona tertinggi sejauh ini terjadi di Eropa yang melaporkan sekitar 192 kasus baru per 100.000 orang. Pada peringkat kedua diikuti oleh Amerika, yang memiliki sekitar 72 kasus baru per 100.000 orang.  Republik Ceko, Polandia, dan negara-negara lain di Eropa Tengah dan Timur telah melaporkan lonjakan infeksi baru-baru ini. Peningkatan dalam kasus yang dikonfirmasi di seluruh Eropa sebagian besar terjadi di Inggris, Rusia, Turki dan Rumania.

Lembaga medis Inggris meminta pemerintah kembali mewajibkan tindakan pencegahan infeksi, antara lain pemakaian masker dan menjaga jarak sosial. Namun, pemerintah Inggris bersikeras sistem kesehatan mereka dapat menangani peningkatan kasus.  Beberapa ilmuwan juga khawatir berkurangnya kekebalan dari vaksinasi di seluruh Eropa akan membuat lebih banyak orang jatuh sakit akibat COVID-19 selama musim dingin. Sementara itu, WHO mengecam negara-negara kaya karena meluncurkan program vaksin booster sementara mayoritas negara miskin belum memberi suntikan kepada warga yang paling rentan.

WHO mengatakan, pada pekan lalu, ada sekitar 1 juta suntikan booster yang diberikan setiap hari di negara kaya. Jumlah itu sekitar tiga kali lipat jumlah dosis COVID-19 yang diberikan di negara-negara miskin.  WHO mengatakan Corona varian delta yang lebih menular mendominasi di seluruh dunia dan sebagian besar terus mengesampingkan varian lain. Di mana, lebih dari 99% sampel COVID-19 yang diurutkan oleh database internasional adalah varian delta.

WHO menyebut penyebaran virus Corona varian delta sedikit lebih lambat di beberapa bagian Amerika Selatan. Di mana varian lain, termasuk varian mu, merupakan penyebab sebagian besar kasus di wilayah tersebut.

Eropa Jadi Episenter Corona
Dilansir dari BBC, Jumat (5/11/2021), WHO menyatakan Eropa kembali menjadi episenter pandemi virus Corona. WHO mengatakan hal itu ketika kasus-kasus melonjak di wilayah itu.  Direktur WHO untuk Eropa, Hans Kluge, mengatakan kemungkinan jumlah kematian di wilayah itu bisa mencapai setengah juta jiwa lagi sampai Februari nanti. Dia menyalahkan pemberian vaksin yang tidak mencukupi sebagai faktor penyebab di balik kenaikan angka kasus.

"Kita harus ubah taktik kita, dari bereaksi terhadap lonjakan COVID-19 menjadi mencegahnya sejak awal," katanya.
Dia mengatakan vaksinasi Corona melambat di Eropa dalam beberapa bulan terakhir. Menurut WHO, ada 80% penduduk Spanyol yang sudah divaksin dua kali.

Sementara, cakupan vaksinasi di Prancis dan Jerman lebih rendah, yakni masing-masing 68% dan 66%. Sementara itu, hanya 32% orang-orang Rusia yang divaksinasi penuh pada Oktober 2021.  Kluge menyalahkan pelonggaran langkah-langkah penanganan kesehatan masyarakat sehingga meningkatkan penularan infeksi di Eropa, yang mencakup 53 negara, termasuk beberapa wilayah di Asia Tengah. Sejauh ini, WHO telah mencatat 1,4 juta kematian di seluruh wilayah Eropa.

Pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan kasus Corona di seluruh Eropa telah melonjak lebih dari 55% selama 4 minggu terakhir. Padahal, menurut WHO, negara-negara di Eropa memiliki pasokan vaksin dan alat yang cukup.  
Rekan Kluge, Dr Mike Ryan, mengatakan pengalaman Eropa merupakan 'tembakan peringatan bagi dunia'. Hal itu terjadi ketika Jerman mencatat hampir 34.000 kasus COVID setiap hari dalam 24 jam terakhir, yang memecahkan rekor kenaikan.

Sementara jumlah COVID di Jerman berada di bawah jumlah kasus harian terbaru di Inggris yang mencapai lebih dari 37.000, para pejabat kesehatan masyarakat khawatir bahwa gelombang infeksi keempat dapat menyebabkan sejumlah besar kematian dan tekanan pada sistem kesehatan.  Di antara banyak orang Jerman yang belum divaksinasi, terdapat lebih dari tiga juta orang yang berusia di atas 60-an dan berisiko terpapar Corona. Tetapi, seperti yang ditunjukkan Hans Kluge, lonjakan kasus tidak terbatas hanya di Jerman.

Peningkatan paling dramatis dalam kematian terjadi dalam seminggu terakhir di Rusia. Di negara itu, ada lebih dari 8.100 kematian akibat Corona yang tercatat dan Ukraina dengan 3.800 kasus kematian.  Kedua negara itu memiliki tingkat vaksinasi yang sangat rendah dan Ukraina mengumumkan rekor 27.377 kasus Corona baru dalam 24 jam terakhir. Selain itu, Rumania mencatat jumlah kematian tertinggi dalam 24 jam pada minggu ini, yaitu pada angka 591.

Sementara di Hungaria, infeksi COVID harian meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu terakhir menjadi 6.268. Di negara itu, penggunaan masker hanya diwajibkan pada transportasi umum dan di rumah sakit.

"Saat ini kita tampaknya sangat ingin mengambil kursus yang mengatakan pandemi telah berakhir, kita hanya perlu memvaksinasi beberapa orang lagi. Bukan itu masalahnya," kata Dr Ryan.

Di sisi lain, pemerintah Belanda akan menerapkan kembali pemakaian masker dan jarak sosial di banyak tempat umum. Hal itu dilakukan setelah kasus COVID di rumah sakit naik 31% dalam seminggu.  Pemerintah Latvia telah memberlakukan keadaan darurat selama 3 bulan mulai Senin di tengah rekor tingkat infeksi COVID. Kroasia juga mencatat 6.310 kasus baru pada Kamis, jumlah tertinggi sejauh ini. Slovakia telah melaporkan jumlah kasus Corona tertinggi kedua.

Adapun paparan infeksi corona di Ceko telah kembali meningkat ke angka yang terakhir terlihat pada musim semi lalu. Wakil kepala petugas medis Inggris, Jonathan Van-Tam, mengatakan terlalu banyak orang yang percaya bahwa pandemi telah berakhir. Namun di negara-negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi, tingkat infeksi masih relatif rendah. Italia memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi untuk di atas 12 tahun tetapi kasus juga naik 16,6% dalam seminggu terakhir.

Infeksi COVID-19 di Portugal telah meningkat di atas 1.000 kasus untuk pertama kalinya sejak September. Spanyol menjadi salah satu dari sedikit negara yang tidak terlihat adanya peningkatan penularan dengan 2.287 kasus dilaporkan.


 https://news.detik.com/internasional/d-5799153/kala-corona-melonjak-lagi-di-negara-negara-eropa.
 

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner